Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

stain untuk produk kayu

Stain adalah bahan finishing yang berfungsi untuk membentuk dan menentukan warna dari suatu finishing. Pada wood finishing, stain dapat dibedakan menjadi 2 yaitu wood stain yaitu stain yang digunakan untuk menghasilkan warna transparan dan base coat, primer atau paint yaitu stain yang digunakan untuk membentuk warna solid. Warna tranparan atau warna kayu atau warna melamine adalah warna finishing yang masih menampilkan warna dasar, pori-pori dan serat kayu. Sedangkan warna solid atau warna duco atau opaque color atau paint finish adalah warna finishing ketika bahan finishing yang digunakan menutupi seluruh permukaan kayu sehingga karakter kayu seperti warna dasar kayu, serat dan pori-pori kayu tertutup oleh stain yang digunakan.
  • Wood stain                                                                             
Wood stain adalah jenis stain yang digunakan untuk membentuk warna transparan pada kayu. Wood stain ini dapat dengan mudah dikenali dengan bentuk fisiknya yang berbentuk larutan yang encer dengan warna tertentu. Wood stain ini dibuat dari satu atau lebih (campuran} pigmen untuk menghasilkan warna tertentu yang diinginkan, yang dilarutkan dengan pelarut dan ditambahkan sedikit resin tertentu sebagai binder (pengikat) yang mengikat campuran pigment. Kandungan pigment dan binder dalam suatu wood stain sangat sedikit, tidak lebih dari 5% dari seluruh campuran. Pada saat diaplikasikan pada kayu, maka wood stain ini akan meresap dan masuk ke dalam kayu sehingga mewarnai kayu. Warna finishing yang diperoleh merupakan perpaduan antara warna dasar kayu dengan warna stain yang digunakan.
Unsur yang paling penting dari stain adalah pigmen, karena pigmen inilah yang akan menentukan warna dari stain tersebut  misalnya merah, biru, hitam, coklat atau warna-warna yang lain. Ada banyak sekali warna yang dapat dihasilkan dengan cara pemilihan dan pencampuran pigmen dalam campuran stain. Menurut jenisnya pigmen dapat dibedakan menjadi 2 yaitu pigmen organik dan pigmen non organik. Pigmen non organik adalah pigmen yang dibuat dari bahan-bahan dari alam berupa batu-batu alam yang digiling atau dibakar sampai kehalusan tertentu. Contoh dari pigmen non organik yang banyak dikenal dalam industri finishing mebel antara lain: Carbon black, Ferit yellow, Raw sienna, Raw umber, Lampblack, Titanium white, Red oxide, Burnt siena dan lain-lain. Sedangkan pigmen organik sesuai dengan namanya dibuat dari bahan-bahan organik yaitu ekstraksi terhadap tumbuhan atau hewan. Kemudian karena perkembangan teknologi dalam pembuatan pigmen, pada saat ini lebih banyak pigmen organik yang dibuat dari bahan-bahan sintetis secara kimia. Ada beberapa macam pigmen organik tetapi jenis pigmen organik yang paling banyak dikenal dan dipakai dalam industri finishing mebel adalah dye.  
Kedua jenis pigmen tersebut secara umum memiliki secara sifat-sifat yang berbeda. Salah satunya adalah ukuran partikelnya. Pigmen organik memiliki partikel-partikel yang kecil-kecil sehingga dapat terlarut dalam pelarutnya, sedangkan pigmen non organik memiliki ukuran partikel yang relatif besar sehingga materialnya tidak dapat terlarut namun hanya terdispersi dalam pelarutnya.
Penggunaan pigmen organik pada wood stain akan menghasilkan pewarnaan yang lebih cerah dan transparan, sehingga lebih cocok untuk dipakai sebagai body stain (stain untuk membentuk warna) pada finishing dengan warna transparan. Dye stain juga relatif mudah dicampur dan membentuk suatu larutan yang sempurna. Pada aplikasinya wood stain dengan pigmen organik akan memberikan pewarnaan yang lebih cerah menampilkan keindahan warna dasar dan serat kayu namun juga tidak bisa digunakan untuk menutupi vareasi warna yang ada pada kayu. Sebaliknya  wood stain dengan pigmen organik, cenderung menghasilkan pewarnaan yang lebih menutup dan rata dan warna yang dihasilkan cenderung agak mudy. Woodstain dengan pigment in organik ini dan lebih cocok untuk membuat stai yang digunakan sebagai stain untuk perataan warna untuk mengatasi masalah vareasi warna pada kayu.
 Selain pigmen unsur yang lain dari stain adalah pelarut dan binder (resin yang ditambahkan dalam stain tersebut). Pemilihan jenis pelarut dan resin ini akan menentukan sifat-sifat stain diluar warna yaitu: daya penetrasi, waktu pengeringan dan daya menutup dari stain tersebut. Sifa-sifat stain tersebut akan menentukan penampilan (look) dari finishing yang dihasilkan. Secara umum semakin lambat kering suatu stain, maka pada saat pemakaian pada permukaan kayu akan stain akan semakin masuk dan membasahi pori-pori dan serat kayu, sehingga warna yang dihasilkan akan semakin menunjukkan keindahan serat kayu. Sebaliknya apabila suatu stain terlalu cepat kering, maka warna yang dihasilkan seolah-olah hanya melapisi permukaan saja, maka penampilan serat dan pori-pori kayu tidak akan muncul secara maksimal.
  • Base coat, primer atau paint.
Adalah stain untuk menghasilkan warna-warna solid. Base coat, primer atau paint akan menghasilkan pewarnaan yang menutup. Stain ini akan menutup seluruh permukaan substrate dibawahnya sehingga warna yang dihasilkan sepenuhnya tergantung dari warna stain yang diaplikasikan. Cat ini biasanya dibuat dari pigment inorganik  yang dicampur dengan clear coating (sealer atau top coat). Selain membentuk warna stain ini juga akan membentuk lapisan film yang bisa memberikan perlindungan terhadap substrate dibawahnya.


Buku yang berisi pengetahuan dan praktek-praktek praktis mengenai finishing mebel
Merupakan salah satu buku wajib bagi anda pelaku dan pemerhati finishing mebel

 more info : klik disini