ikatan pemukaan kayu
Ikatan
permukaan kayu akan bervariasi baik secara kimia maupun morfologis tergantung
pada bagaimana permukaan dipersiapkan dan jenis kayu yang digunakan. Ikatan
morfologi mempunyai kekuatan yang lebih baik dibandingkan dengan ikatan kimia
pada permukaan. Kecuali untuk terbentuknya ikatan antar serat maka adanya sel
terbuka yang cukup di permukaan selalu lebih diharapkan sehingga perekat dapat
mengalir ke dalam lumen sel untuk menghasilkan area yang lebih banyak untuk
menghasilkan ikatan mekanik yang kuat. Aksesibilitas terhadap sel terbuka,
tergantung pada jenis pohon, jenis sel, dan metode persiapan yang dilakukan.
Pada
kayu dengan dinding sel lebih tipis dibandingkan dengan diameter sel, maka akan
ada lebih banyak kerusakan longitudinal yang akan mengkusutkan permukaan kayu.
Pembuluh kayu dan sel pada earlywood
adalah contoh sel yang memiliki dinding tipis sehingga mudah terpecah dan
membuka lumen untuk menerima perekat dengan penetrasi yang baik. Sebaliknya sel
dan serat kayu
latewood memiliki dinding tebal yang tidak mudah pecah, sehingga
lebih sering terjadi pembelahan dalam lamella bagian tengah sehingga memberikan
lebih sedikit area untuk terjadinya ikatan mekanik yang kuat. Ujung terbuka
dari tiap sel dan retakan pada dinding sel memungkinkan perekat untuk menembus
ke dalam lumen. Vareasi yang ditemukan pada permukaan bisa jadi cukup besar.
Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan gambar-gambar dari mikroskop
elektron scanning untuk kayu pinus dan hard
maple (Gambar 9.5).
gambar 9.5
Pinus memiliki sel lebih terbuka, sementara
sel-sel dari kayu maple lebih tertutup. Komposisi kimia dari ikatan permukaan
kayu kurang dapat dipahami dengan baik karena kesulitan untuk menggambarkannya.
Kekasaran permukaan, keadaan permukaan yang berbeda-beda (dinding lumen,
lamella tengah, dan dinding sel retak), dan perubahan permukaan yang terjadi
seiring dengan perubahan waktu, panas, dan kelembaban menambah kesulitan ini.
Komponen utama dari kayu adalah serat selulosa, hemiselulosa dan lignin.
Interaksi polimer fenol-formaldehida
dan urea-formaldehida dengan selulosa telah dimodelkan. Tetapi meskipun selulosa
merupakan komponen utama dari kayu, dia mungkin bukan merupakan komponen utama
pada permukaan. Sebagian bukti menunjukkan bahwa hemiselulosa merupakan situs
utama dari interaksi dengan air untuk pembentukan ikatan hidrogen karena
memiliki aksesibilitas yang lebih besar.
Persiapan permukaan perataan kayu dengan
planner
dapat menghasilkan berbagai model permukaan, tergantung pada bagaimana
terjadinya kerusakan sel, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 9.6.
gambar 9.6
Jika dinding sel terbelah membujur dalam arah longitudinal maka lumen akan menjadi pembentuk ikatan utama. Dinding lumen adalah pembentuk dari sebagian besar dari ikatan permukaan, terutama untuk sel-sel earlywood dari kayu lunak, dan elemen-elemen tabung di kayu-kayu keras. Komposisi dinding lumen 'dapat bervariasi dari yang high selulosa, jika lapisan S3 terbuka ke yang sangat lignin jika mereka tertutup oleh lapisan berserabut. Lamella tengah juga sangat kaya lignin. Namun, kita hampir tidak pernah tahu kapan dinding vesel itu retak ketika pisau planer berjalan melalui salah satu dari tiga fraksi utama atau di antara batas lignin-hemiselulosa, yang mungkin meupakan link paling lemah dalam struktur kayu selular.
Kerumitan
dari perhitungan ini dari ikatan permukaan ini adalah bahwa persiapan secara
mekanik menyebabkan banyak fragmentasi dari komponen dinding sel. Hanya dengan sectioning mikrotom
secara hati-hati maka pemisahan yang bersih dari dinding sel dapat diamati.
Seperti dapat dilihat oleh Gambar 9.5 dan 9.7, ada banyak kerusakan dapat
terjadi pada permukaan saat pemotongan yang dilakukan bahkan dengan pisau yang
tajam sekalipun. Dengan demikian, teori tentang banyaknya lumen membuka di mana
lebih banyak perekat dapat mengalir tidak selalu benar, yang mungkin merupakan
alasan mengapa penetrasi perekat ke dalam lumen tidak selalu cepat. Permukaan
yang terbuka dapat segera berinteraksi dengan perekat dengan asumsi bahwa
terjadi fraktur bersih. Pengamatan secara mikroskopi pada permukaan kayu poplar
dengan pembesaran empat kali menunjukkan bahwa perluasan patahan permukaan dan
terbentuknya ikatan fragmen yang lemah tetap terjadi bahkan meskipun dilakukan
dengan pisau yang tajam sekalipun.
gambar 9.7
Skala
ukuran kayu untuk terjadinya interaksi perekatan.
Ikatan
pada kayu perlu dipertimbangkan pada tiga skala spasial yang berbeda yaitu:
milimeter atau lebih besar, mikrometer, dan nanometer. Skala milimeter biasanya
digunakan untuk mengevaluasi proses pengikatan dan pelepasan ikatan kayu. Skala
mikrometer berkaitan dengan dimensi sel dan dinding sel. Nanometer dan skala
yang lebih kecil berkorelasi dengan ukuran dari selulosa, hemiselulosa, domain
lignin dan interaksi molekuler antara perekat dengan kayu. Setiap ukuran domain
membutuhkan metode pengamatan yang berbeda dan memiliki implikasi yang berbeda
pada proses bonding dan debonding.
Skala milimeter adalah metode
normal untuk berkaitan dengan proses bonding dan debonding. Biasanya mata
telanjang atau sentuhan tangan digunakan untuk menilai kehalusan permukaan
untuk terjadinya ikatan. Pada skala ini, pengukuran penyebaran perekat di
permukaan biasanya dilakukan dengan sudut kontak. Pengecekan terhadap kegagalan
ikatan perekat pada skala ini umumnya sangat terbatas. Tetapi informasi yang
diperoleh disini sangat berharga untuk memahami pembentukan ikatan dan aspek
kegagalan sebagai tahap pertama dalam evaluasi kinerja perekat. Namun, kita
perlu bergerak ke skala spasial yang lebih kecil untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih lengkap dari ikatan kayu.
Skala mikrometer melibatkan
interaksi perekat dengan lumen dan dinding sel. Sementara teori awal pada
kekuatan ikatan perekat kayu ini adaah terlibatnya ikatan mekanik yang saling
mengunci, teori yang lain mengusulkan bahwa ada interaksi tertentu antara
perekat dari permukaan kayu. proses pengaliran adhesives ke dalam lumen sel
masih dianggap penting, yang membawa ke beberapa studi mikroskopis pada
penetrasi. Namun, belum ada dasar yang cukup terhadap apa yang terjadi pada
interfase perekat dan kayu sebagai perekat sel dan dibawah ekspansi diferensial
yang disebabkan oleh perubahan kelembaban dan suhu.
Aspek-aspek tersebut dibahas secara lebih rinci dalam ikatan individu dan bagian debonding. Alat untuk melihat tingkat interaksi pada level ini lebih rumit karena di ujungnya memerlukan pembesaran dengan mikroskop cahaya, namun hal ini secara pasti berada di kisaran elektron scanning dan mikroskop elektron transmisi.
Aspek-aspek tersebut dibahas secara lebih rinci dalam ikatan individu dan bagian debonding. Alat untuk melihat tingkat interaksi pada level ini lebih rumit karena di ujungnya memerlukan pembesaran dengan mikroskop cahaya, namun hal ini secara pasti berada di kisaran elektron scanning dan mikroskop elektron transmisi.
Skala nanometer dan yang lebih
kecil adalah penting karena merupakan dasar ukuran dari domain kayu dan
interaksi perekat dan kayu. Ukuran dari serat selulosa, hemiselulosa, dan
jaringan lignin berada dalam puluhan nanometer. Untuk terjadinya adhesi,
perekat perlu berinteraksi dengan kayu pada tingkat molekuler; apapun mekanisme
yang terlibat. Ide bahwa adhesi kayu adalah lebih dari ikatan mekanik diusulkan
pada tahun 1920 dengan konsep adhesi tertentu sebagai hal yang penting.
Masalahnya dengan pemahaman ini adalah kurangnya pengetahuan kita mengenai
permukaan kayu. Meskipun selulosa merupakan komponen utama dari kayu, tetapi
itu mungkin bukan sebagai komponen utama pada permukaan kayu. Jika ikatan ke
dinding lumen adalah hal yang penting, maka adhesi untuk lignin ini menjadi
penting karena lapisan yang berserabut banyak ditemukan dalam banyak spesies
dalam konten high lignin. Pembelahan di
lamella bagian tengah, yang mungkin terjadi dengan sel latewood, sel serat
kayu atau fiber untuk
fiberboard, membawa ke permukaan high
in lignin. Sebelum kita dapat menentukan bagaimana perekat harus
berinteraksi dengan kayu untuk membentuk ikatan yang tahan lama, daerah ini
masih cukup spekulatif.