Ikatan perekatan pada kayu
Pemahaman mengenai ikatan pada perekatan
kayu membutuhkan pemahaman yang baik tentang keunikan struktur kayu pada proses
terjadinya pembentukan ikatan dan pemahaman tentang modus penyebaran energi dan
konsentrasi dari kayu dengan terjadinya perubahan lingkungan. Generalisasi dari
sifat perekatan sulit dilakukan karena kayu adalah bahan yang tidak homogen
dimana lem kayu perlu berinteraksi dengan berbagai jenis permukaan.
Pada kayu lunak, tracheid longitudinal terbuka
lebar dengan bagian utama dari permukaan adalah pemutusan transwall vertikal,
tetapi sel-sel parenkim, sel-sel sinar, dan saluran resin yang juga terkena
perekat memberikan tambahan ikatan pada permukaan. Pada kayu keras, sel-sel
serat berukuran kecil dan saluran besar yang membentuk ikatan permukaan utama,
dengan sel-sel sinar dan sel-sel lain juga terlibat. Struktur permukaan kayu
menjadi komplek dengan adanya kehadiran sel earlywood
yang berdinding tipis dan sel latewood
yang berdinding tebal.
Meskipun umumnya untuk mempelajari ikatan
suatu sapwood juga
diperhitungkan, tetapi dalam kenyataannya produk kayu tersebut bisa dianggap
sebagai kayu keras yang tidak begitu polar. Kompleksitas kayu semakin bertambah
karena kayu bisa memiliki ketegangan dan tekanan awal. Penelitian mengenai
adhesi dengan menggunakan sampel-sample kayu tangensial dengan kemiringan slope
yang kecil, dengan sedikit lubang-lubang kecil dan tidak ada retak pada kayu,
meskipun kenyataannya faktor-faktor tersebut merupakan hal yang tidak bisa
dikontrol dalam kayu komersial.
Kebanyakan pengamatan interaksi antara
perekat dengan kayu terkonsentrasi pada skala milimeter atau lebih besar.
Namun, interaksi antara kayu dan perekat perlu dievaluasi dalam tiga spasial
skala (milimeter, mikrometer, dan nanometer). Skala milimeter atau lebih besar
melibatkan pengamatan oleh mata atau mikroskop cahaya. Penggunaan scanning
dengan mikroskop elektron memungkinkan pengamatan pada tingkat mikrometer atau
selular. Sedangkan ukuran dari serat selulosa, domain hemiselulosa dan lignin
berada di skala nanometer. Tingkat nanometer merupakan skala spasial di mana
molekul-molekul adhessives berinteraksi dengan kayu untuk membentuk ikatan.
Peralatan modern, seperti mikroskop atom, membuat pengamatan pada skala nano
bisa dilakukan meskipun agak sulit untuk dilakukan pada kayu karena
permukaannya yang kasar pada skala mikrometer. Untuk memahami interaksi perekat
dengan kayu, kita perlu mempertimbangkan secara lebih rinci mengenai aspek
persiapan permukaan, jenis permukaan kayu, dan skala spasial permukaan kayu.
Pengetahuan mengenai hal tersebut akan memberikan latar belakang yang tepat
untuk membahas ikatan adhesi sebagai langkah pembasahan permukaan dan
pengeringan perekat. Interaksi perekat dan kayu ini merupakan hal yang sangat
penting dalam menentukan kekuatan dan daya tahan ikatan.
Persiapan permukaan kayu
Pada skala yang lebih besar, kayu adalah
bahan yang berpori, selular dan anisotropik. Bahan ini akan menyerap air dan
berat molekul senyawa air yang rendah akan membuatnya cepat diserap dan
bergerak dalam kayu. Sel-sel yang memanjang memiliki vareasi ukuran dan bentuk
dengan perbedaan antara arah radial dan tangensial menyebabkan kayu menjadi
sangat anisotropik. Satu model yang sederhana tidak dapat ditemukan karena
perbedaan yang besar antara jenis kayu satu dengan yang lain dalam struktur
kimia dan morfologi permukaan. Jenis dan ukuran sel secara dramatis berbeda
antara kayu keras dan kayu lunak. Dalam spesies yang sama masing-masing grade
memiliki sifat yang bervareasi dalam kemampuan mereka untuk ditembus cairan,
jumlah ekstraktif, serta distribusi dari jenis-jenis sel. Bahkan di dalam suatu
spesies, ada perbedaan sifat antara earlywood
versus latewood, sapwood versus heartwood, dan juvenile, kompresi, dan
ketegangan kayu terdistorsi oleh struktur sel. Sel-sel earlywood dengan dinding yang
lebih tipis akan lebih mudah untuk merekat karena memiliki lumen yang lebih
mudah diakses. Sapwood umumnya dianggap lebih mudah untuk direkatkan
dibandingkan dengan dari kayu keras
(heartwood) karena terjadinya perubahan eksraktif. Juvenile, kompresi, dan
ketegangan kayu semua telah mendistorsi struktur sel yang melemahkan perekatan
interfase kayu. Untuk memudahkan diskusi, maka penekanan ditujukan pada
kayu-kayu yang memenuhi kriteria standard untuk pengujian.
Persiapan permukaan telah terbukti memiliki
dampak yang besar terhadap kualitas permukaan kayu Satu hal yang perlu
diperhatikan adalah jaringan perbatasan kimiawi yang merupakan batas antar muka
antara substrate dan perekat seringkali adalah link yang lemah yang gagal dalam
membentuk ikatan kohesi dalam dalam lapisan itu. Kenyataan bahwa lapisan
kimiawi yang lemah mengakibatkan ekstraktif naik ke permukaan, sedangkan
lapisan mekanis yang lemah mengakibatkan lapisan sel hancur atau patah. Peran
ekstraktif telah secara meluas dianggap menjadi faktor utama dalam kegagalan
perekatan. Tentu saja, suatu molekul kecil dengan polaritas rendah yang datang
ke permukaan dapat mengganggu proses pembasahan permukaan namun hal ini tidak
secara jelas menjadi penyebab kekuatan ikatan yang lemah. Ikatan kimia yang
lemah merupakan masalah yang timbul di kayu berminyak, seperti jati, dimana
pada kayu ini maka suatu pembersihan permukaan dengan solven akan membantu
mengurangi masalah ikatan.
Pembasahan permukaan merupakan masalah
penting, karena perekat kayu sebagian besar berbasiskan air. Air memiliki
energi permukaan tinggi sehingga sulit membasahi banyak permukaan. Meskipun
surfctan memiliki energi permukaan lebih rendah, mereka sering dihindari karena
mereka dapat membuat lapisan kimiawi yang lemah. Monomer dan oligomer dalam
perekat dapat menurunkan energi permukaan, seperti yang bisa ditambahkan pada
bahan yang mempunyai berat molekul yang rendah seperti alkohol. Pembasahan
merupakan isu yang tidak terlalu penting pada perekat organik dengan solid content 100%.
Ikatan mekanis yang lemah seringkali
merupakan masalah bagi kayu. Uumum masalah terjadi dari terjadinya kerusakan
kayu selama persiapan permukaan. Sel kayu, terutama earlywood, merupakan bahaan yang lemah dalam arah
radial dan tangensial. Kerusakan sel mudah untuk divisualisasikan dengan
melihat penampangnya secara mikroskopis. Jika perekat tidak menembus melalui
lapisan sel yang rusak, maka lapisan ini umumnya akan menjadi sumber keretakan
ketika dilakukan pengetesan. Metode terbaik untuk mempersiapkan permukaan kayu
untuk ikatan adalah dengan memotong kayu menggunakan pisau yang tajam. Pisau
yang tumpul dapat menghancurkan sel-sel dan menyebabkan permukaan sangat tidak
teratur Perbedaan penetrasi dari perekat yang baik dan buruk pada permukaan
kayu ditunjukkan pada Gambar 9.4.
Pengamplasan pada permukaan yang sudah
diplanner juga mengakibatkan sel-sel permukaan hancur dan terpecah-pecah,
pengamplasan tangan pada umumnya masih dapat diterima karena menyebabkan lebih
sedikit kerusakan sel. Untuk pengujian pada laminasi, ASTM standard mengatur
bahwa kayu permukaan harus dipotong dengan pisau yang tajam dan lem dibiarkan
dalam waktu 24 jam untuk memberikan ikatan yang paling kuat pada permukaan.