Lem PVAC, (Polyvynil acetat, Ethylene-vinyl acetate)
Perekat
PVA (polyvinyl acetat) dan EVA
(polyethylene-vinyl acetate), adalah lem waterbased yang banyak digunakan
dalam dalam industri woodworking dan produk kertas. Lem putih (PVA) dan lem dispersi
EVA banyak digunakan untuk perekatan kayu, seperti konstruksi mebel dan
laminasi. Lem ini tidak memerlukan panas untuk penegeringannya, relatif murah
dan mudah digunakan. Perekat waterbased ini
sangat mudah diaplikasikan dalam pengeleman kayu, lem akan kering karena
air diserap ke dalam kayu atau produk kertas dan akhirnya dilepaskan ke
atmosfer. Lem ini memiliki penggunaan yang sangat luas dalam proses manufaktur
dan konstruksi kayu. Karena mekanisme
pengeringannya tersebut maka produk ini sulit kering pada kayu dengan kadar air
yang tinggi, mereka seringkali gagal pada aplikasi di kayu basah.
Proses untuk membuat dispersi PVA dan EVA sangat
mirip. Monomer dilarutkan dalam air yang mengandung poly vinyl alcohol,
menghasilkan suatu emulsi; monomer dalam bentuk droplets (tetesan-tetesan) akan terpolimerisasi untuk
membentuk dispersi polimer organik dalam air. Untuk menghasilkan produk yang
stabil dibutuhkan suatu emulsi dengan ukuran droplets yang kecil. Penambahan
monomer perlu dikendalikan agar tidak menjadi terlalu panas akibat dari reaksi polimerisasi
yang eksotermik. Jika daya larut tidak cukup, maka tahap-tahap akan terpisah
tanpa terjadi kondisioning. Rantai ikatan bisa diubah dengan menambahkan ethylene
untuk membentuk kopolimer.
GAMBAR 9.26 .
PVA adalah polimer linier dengan backbone
alifatik, dengan demikian dia merupakan perekat yang sangat fleksibel berbeda
dengan kopolimer formalin yang kaku.
Perekat PVA yang berpelarut air umumnya
menghasilkan aliran yang baik ke dalam
lumen sel, tetapi, mengingat berat molekul mereka yang tinggi , kemungkinan
besar mereka tidak dapat menembus dinding sel. Lem PVA dengan kandungan
acetate yang tinggi dan backbone yang
fleksibel, dapat membentuk ikatan hidrogen dengan berbagai fraksi kayu untuk menghasilkan adhesi
antar muka yang baik. Mereka mempertahankan besarnya kekuatan ikatan mereka
pada kayu dengan memperluas dan mengkontraksi disipasi energi dengan
melenturkan backbone rantai polimer mereka.
Dengan stres dissipation (penyebaran
tekanan) ke dalam rantai polimer, maka akan terjadi konsentrasi tekanan yang terbatas
pada antarmuka. Namun, PVA tidak bekerja dengan baik pada pengeleman pada kadar
air yang tinggi atau terhadap tarikan kuat yang konstan akibat sedikitnya creep
resistant. Solusi untuk masalah ini dilakukan dengan mengkonversi PVA yang termoplastik menjadi termoset. Ini dilakukan
dengan membentuk ikatan crosslinking yang termoplastik dengan menggunakan
ikatan kovalen, seperti reaksi dengan glyoxal, resin formaldehida, atau isosianat,
atau dengan pembentukan ikatan ion, seperti reaksi dengan organic titanates,
chromium nitrates, aluminum chloride, atau aluminum nitrates. Crosslinking dari
PVA telah meningkatkan ketahanan ikatan pada kadar air yang tinggi, suhu yang
lebih tinggi, dan pada kondisi di bawah beban, tetapi hal ini menjadi tidak
mudah dalam aplikasi karena bahan pembentuk crosslinking yang harus ditambahkan
sesaat sebelum aplikasi. Namun, bagiamanapun juga hal ini dapat membantu
penggunaan lem pada aplikasi-aplikasi yang lain, seperti pada konstruksi pintu
dan jendela dimana PVA biasa tidak dapat digunakan.
Poly vinyl acetate (PVA) dapat diubah
menjadi poly vinyl alcohol (PVOH) dengan reaksi hidrolisis. Produk-produk PVOH bervariasi dalam derajat
hidrolisis dan berat molekul tergantung pada spesifikasi pemakaian. Pengunaan
uatama bahan ini adalah pada tekstil,
paper sizing, perekat, dan emulsi polimerisasi
vinil acetate. Mengingat kelarutan terhadap air, perekat ini membutuhkan
ikatan crosslinking maupun gellasi (pembentukan gell) untuk memberi kekuatan dalam kondisi basah. Konversi dilakukan dengan pembentukan
ikatan crosslinking dengan pembentukan ikatan kovalen, seperti reaksi dengan
glyoxal, urea-formaldehida dan melamin-formaldehida atau menggunakan formasi ikatan
ionik dengan garam-garam logam, seperti cupric ammonium complexes, organic
titanates, dan dichromates. Gelasi ini
biasanya dilakukan dengan menggunakan asam borat atau boraks.
Poly vinyl alcohol dapat diubah menjadi
poly vinyl butyral yang banyak digunakan sebagai perekat interlayer pada laminasi
kaca pengaman. Perekat ini diperlukan untuk menghasilkan ikatan yang kuat sehingga ketika kaca patah tidak
berhamburan yang berseiko menyebabkan cedera selain juga harus memiliki
ketahanan yang tinggi terhadap degradasi cahaya.