Pengaruh variabel eskternal pada kekuatan pengeleman
Pembahasan
yang kita lakukan sejauh ini mengacu pada perilaku tegangan-regangan perekat
pada satu kondisi. Dan ternyata kita memerlukan pemahaman mengenai perilaku
yang bisa terjadi pada kekuatan pengeleman pada kondisi-kondisi yang
lain. Untuk perekatan kayu, dua perubahan yang mungkin berpengaruh paling
besar adalah perubahan suhu dan kelembaban. Konsep kegagalan pengeleman yang
terjadi yang selalu pada link paling lemah merupakan konsep dasar dalam
memahami kegagalan pengeleman. Dengan demikian, maka pemahaman mengenai
sifat-sifat interfase, seperti juga pemahaman bulk adhesive dan kayu menjadi
sangat diperlukan. Kekuatan dari gaya yang mengenai suatu ikatan kayu tidak
akan diterima sebagai kekuatan seragam di seluruh perakitan terikat karena
beberapa alasan.
Perbedaan sifat mekanik dari kayu, perekat, dan
daerah interfase menunjukkan bahwa konsentrasi tegangan yang mungkin terjadi di
zona interfase tempat dimana terjadi perubahan terbesar. Selain itu, daerah
interfase juga memiliki stres internal terbesar, karena terjadi penurunan
volume di perekat pada saat pengeringannya. Dengan paparan lingkungan, daerah
interfase juga harus mengakomodasi perubahan dimensi yang besar antara kayu dan
perekat. Jika tekanan yang masuk dapat tersebar di seluruh bagian, maka tekanan
lokal dapat dikurangi dan kekuatan ikatan total yang lebih besar akan
diperoleh. Kemampuan penyebaran dari gaya yang mengenai suatu ikatan tertentu
tanpa masalah dapat menyebabkan kekuatan ikatan yang lebih tinggi (pendekatan shock
absorber). Di sisi lain, tingginya tekanan internal dapat menambah gaya
yang mengenai ikatan dan menyebabkan kegagalan dalam pengeleman. Tegangan dapat
terkonsentrasi di suatu tempat dan menjadi sebuah cacat yang menyebabkan
kegagalan dini pengeleman.
Untuk perekatan pada proses perakitan,
sifat-sifat keseluruhan menjadi sulit diprediksi karena sedikitnya pengetahuan
tentang sifat-sifat daerah interfase dibandingkan dengan sifat-sifat di
sebagian besar perekat dan adherends. Sifat mekanik dari banyak
spesies kayu telah banyak diteliti dengan baik demikian juga dengan sifat dari
sebagian besar perekat yang juga telah banyak diselidiki. Tapi banyak dari
perekat kayu menghasilkan ikatan yang rapuh, film yang tidak homogen sehingga
tidak bisa menghasilkan sifat-sifat mekanik yang baik. Namun, sifat interfase
akan berubah dari bulk adhesive ke bulk wood. Perubahan
sifat ini dapat terjadi secara bertahap atau drastis. Perubahan lebih bertahap
seharusnya menghasilkan ikatan yang lebih baik, karena konsentrasi
tegangan akan lebih kecil. Kekuatan internal yang besar dapat dihasilkan ketika
perekat dan adherend memiliki respons berbeda terhadap perubahan
lingkungan, seperti kelembaban dan panas.
Perbedaan koefisien ekspansi antara logam dan
perekat telah diteliti dengan baik sebagai penyebab kegagalan perekat. Masalah
utama dengan kayu adalah perbedaan koefisien ekspansi dengan perubahan
kelembaban antara perekat dan kayu, dalam arah radial dan tangensial. Bagaimana
perbedaan-perbedaan ekspansi ditangani dalam suatu proses asembling mungkin
menjadi sangat penting untuk kekuatan ikatan. Perlu dipahami bahwa kekuatan
internal bisa menjadi sama pentingnya dengan gaya dari luar pada suatu
kekuatan ikatan.
gambar 9.13 pengaruh suhu pada kinerja lem
Sifat kekuatan polimer merupakan hal yang paling
sensitif terhadap perubahan suhu (lihat Gambar 9.13). Getaran yang meningkat
karena mobilitas polimer pada suhu yang lebih tinggi menyebabkan polimer
menjadi kurang tahan terhadap gaya yang mengenainya. Namun, efeknya sangat
dipengaruhi oleh struktur polimer. Polimer termoplastik melunak pada glass
transition temperature dan akhirnya akan meleleh pada melt transition
temperature, yang akan membawa ke Tg yang lebih rendah. Segmen kristal
akan membatasi pengaruh suhu sampai titik leleh kristalit tercapai. Penambahan
ikatan crosslinks, termasuk juga non-covalen crosslinks,
seperti ikatan hidrogen, dapat meningkatkan resistensi terhadap pelunakan
material pada suhu yang tinggi. Ikatan covalent crosslink yang ada
dalam perekat kayu banyak memberikan ketahanan yang lebih baik terhadap
perubahan suhu dalam perekat massal. Namun, bisa jadi ada perbedaan yang
signifikan dalam koefisien ekspansi termal dari kayu dan perekatan yang
menyebabkan tekanan pada daerah interfase.
Satu isu yang lain adalah pengaruh perubahan
kelembaban pada kekuatan ikatan, terutama di wilayah interfase. Beberapa
perekat, seperti polivinil asetat, akan kehilangan banyak kekuatan mereka pada
tingkat kelembaban tinggi, sebagai akibat dari plasticisisasi polimer. Perekat
urea-formaldehid diketahui akan terdepolimerisasi dalam lingkungan
kelembaban tinggi, seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan pelepasan
formaldehid. Di sisi lain beberapa resin perekat kayu, seperti
fenol-formaldehida dan resorsinol-formaldehid, tidak berubah secara drastis dalam
adhesi pada tingkat kelembaban yang lebih tinggi.
Kayu diketahui juga akan melunak pada tingkat
kelembaban yang lebih tinggi, dan akan mengalami perubahan dimensi ke
arah radial dan tangensial. Ketika perekat tidak memiliki perubahan dimensi
seperti kayu yang mengembang dan menyusut, maka akan terjadi konsentrasi
tegangan di wilayah interfase. Proses pengerasan perekat dapat menghasilkan
gaya tambahan karena penyusutan dari perekat. Hilangnya pelarut solven
atau air dan proses polimerisasi akan mengurangi volume perekat, sementara luas
permukaan kayu tetap konstan. Perbedaan ini dapat menyebabkan gaya tarik yang
dapat melebihi kekuatan perekat. Kelemahan ini dalam bulk pada
sebagian besar perekat urea-formaldehid telah terbukti menyebabkan celah dalam
perekat. Penambahan gugus yang fleksibel dalam formulasi perekat
urea-formaldehid terbukti membantu mengurangi masalah ini. Terutama
kelompok-kelompok dari berat molekul rendah sampai berat molekul sedang. Dalam
kasus lain, satu jenis gaya mungkin tidak tidak cukup untuk menyebabkan
patahan, tetapi bila dikombinasikan dengan beban eksternal yang mengenainya
atau penyusutan dan pembengkakan kayu bisa jadi cukup kuat untuk
menghasilkan patahan sebagai hasil dari penjumlahan dari sejumlah gaya yang
bisa jadi lebih tinggi dari kekuatan internal dan eksternal.