Wood beetle (bubuk kayu, thether, thothor).
Hewan ini disebut juga sebagai thether, thothor,
bubuk kayu, adalah jenis hewan yang paling banyak ditemui pada kayu,
produk kayu atau bangunan dari kayu yang sudah terpasang. Produk kayu
seperti mdf, particle board dan furniture merupakan produk yang sering terkena serangan serangga ini. Serangga ini ada beberapa jenis yaitu antara lain: Ambrosia beetle, Common furniture beetle, Deathwatch beetle, Flat-headed wood-borer, Powderpost beetle (Anobiidae, Bostrichidae), Old-house borers.
Meskipun ada banyak jenis, tetapi mereka menyerang kayu dengan cara
yang sangat mirip, yaitu dengan membuat lubang-lubang dalam kayu dengan
mengeluarkan bubuk kayu. Bubuk kayu ini bisa sedikit atau banyak,
tergantung pada jenis serangga demikian juga lubang-lubang kayu ini bisa
dalam ukuran tergantung pada jenis serangga yang menyerang kayu
Wood beetle ini mempunyai siklus hidup yang dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
Serangga
dewasa menghasilkan telur yang meupakan alat untuk perkembang biak bagi
serangga ini. Telur dimasukkan dalam kayu bisa pada saat pohon masih
hidup atau ketika kayu dalam bentuk log atau ketika sudah dipotong dalam
bentuk papan atau ketika sudah menjadi produk. Waktu dari peletakkan
telur di dalam kayu sampai penetasan bervareasi bisa dari beberapa
minggu sampai dengan 5 tahun, tergantung dari jenis serangga dan kondisi
lingkungan. Ketika telur menetas, maka dia akan membentuk larva. Larva
ini akan memakan kayu untuk pertumbuhannya sampai menjadi pupa dan
akhirnya menjadi serangga dewasa. Proses perusakan kayu terjadi ketika
serangga berbentuk larva dan pupa. Serangga ini akan membentuk
lubang-lubang kayu pada kayu yang akan menyebabkan pengeroposan kayu dan
apabila tidak dihentikan maka dapat menghancurkan seluruh kayu.
Serangga ini selain menyerang papan atau produk dari kayu solid terbukti juga menyerang engineering wood seperti mdf, dan particle board.
Cara mengatasi serangan serangga bubuk kayu :
- Pilihlah kayu yang tepat.
Meskipun
serangga ini seacara alami merupakan musuh alami dari kayu, namun
ternyata ada beberapa jenis kayu yang tidak disukai oleh serangga ini.
Beberapa jenis kayu bisa memproduksi bahan kimia khusus yang membuatnya
tidak disukai oleh serangga ini, contohnya kayu jati yagn sudah tua akan
mengandung minyak dan kayu sengon mempunyai bau yang pedas sehingga
tidak disukai oleh serangga ini. Kayu-kayu atau bambu yang sudah tua dan
dipotong pada masa yang tepat ternyata juga tahan terhadap serangga.
Karena itu apabila memungkinkan, maka pemilihan jenis kayu dan proses
penebangan pohon pada waktu yang tepat merupakan salah satu pilihan yang
terbaik untuk mendapatkan kayu yang awet dan tahan terhadap serangga.
- Penggunaan obat kimia anti serangga pada saat pengolahan kayu.
Pengobatan kayu (wood treatment)
pada kayu yang dilakukan mulai dari saat penebangan kayu, pembelahan
kayu dan pengeringan terbukti juga cukup efektif untuk menanggulangi
serangan serangga. Proses pengolahan dan pengobatan ini merupakan hal
yang sangat dianjurkan pada industri pengolahan kayu karena akan membuat
kayu dan produk kayu yang dihasilkannya menjadi awet dan tahan terhadap
serangan serangga. Wood treatment yang dilakukan dengan cara yang tepat bisa menghasilkan kayu dengan sifat keawetannya yang permanen.
- Pengobatan pada produk kayu ketika kayu sudah kering atau sudah menjadi produk.
Pengobatan
bisa saja dilakukan pada produk kayu yang kering pada proses produksi
yang menggunakan bahan baku kayu kering untuk mengatasi serangan yang
muncul di waktu ini. Proses ini tentu saja lebih mahal dan sulit karena
proses aplikasi yang lebih komplek akibat dari faktor bentuk, kondisi
lokasi dan memerlukan waktu yang lebih lama. Pengobatan dengan obat yang
tepat bisa juga dilakukan di tempat pemakai untuk serangan yang
ditemukan pada produk yang sudah digunakan di temapt konsumen. Proses
ini harus dilakukan dengan hati-hati karena obat anti serangga ini
bagaimanapun juga adalah merupakan bahan beracun yang bisa mengganggu
kesehatan manusia. Pengobatan ini sifatnya adalah kuratif hanya
mematikan serangga yang saat itu berada di dalam kayu, karena itu maka
sifatnya temporer. Proses ini tidak bisa menjadikan produk kayu sendiri
menjadi awet dan tahan terhadap serangan serangga.