Teknologi finishing kayu telah mengalami
banyak perubahan seiring dengan perkembangan teknologi pengolahan kayu dan
peradaban manusia. Berbagai macam alat dan teknik baru telah dibuat untuk dapat
memenuhi pemintaan jenis-jenis finishing yang dibutuhkan oleh pasar dari
produk-produk kayu. Demikian juga dengan material finishing. Untuk memenuhi
tuntutan dari finishing kayu, maka industri bahan finishing saat ini telah
menyediakan berbagai macam bahan finishing. Banyaknya macam dan ragam bahan
finishing ini seringkali membingungkan bagi para pelaku industri finishing
terutama bagi mereka yang belum mengenalnya secara baik. Untuk membantu anda
semua para pelaku dan pemerhati finishing kayu, maka pada artikel kali ini saya
akan mengulas tentang jenis-jenis bahan finishing sesuai dengan fungsinya.
Meskipun ada banyak jenis bahan
finishing saat ini, namun apabila diklasifikasikan sesuai dengan fungsinya maka
bahan-bahan finishing dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu : Clear coating, Stain, Glaze, Filler, Putty dan Thinner.
- Clear
coating
Adalah bahan finishing yang berfungsi
untuk membentuk lapisan film pada finishing. Clear coating ini berupa suatu campuran yang kental yang akan
mengeras pada saat kering dan kemudian membentuk suatu lapisan film yang keras
yang berfungsi memberikan perlindungan (proteksi) pada permukaan yang
dilapisinya. Menurut jenisnya ada bermacam-macam clear coating yaitu: NC,
melamin, PU, UV coating dan lain-lain. Sedangkan menurut fungsinya clear coating dapat dibagi menjadi 2
jenis yaitu sealer dan top coat.
·
Top coat
Top coat adalah suatu clear coating yang berfungsi sebagai lapisan finishing yang
terakhir (paling atas) pada suatu proses finishing. Top coat ini adalah bahan yang berfungsi untuk melindungi permukaan
dibawahnya juga berfungsi untuk membentuk gloss
dari lapisan finishing yang dihasilkan
·
Sealer
Sealer adalah lapisan finishing yang
berfungsi untuk memberikan lapisan film yang rata dan halus (sesudah melewati
proses pengamplasan) untuk dilapisi lagi dengan top coat diatasnya. Pada hakekatnya sealer adalah sama dengan top
coat tetapi dibuat supaya dapat diamplas dengan mudah. Sealer ini dibuat dengan bahan yang sama dengan top coat tetapi ditambahkan satu bahan
yang dinamakan sanding agent yaitu
bahan yang berfungsi untuk megurangi timbulnya panas akibat gesekan pada proses
pengamplasan.
2.
Stain
Adalah bahan finishing yang berfungsi
untuk membentuk dan menentukan warna dari suatu finishing. Stain dibuat
dari suatu pigmen dengan pelarut dan ditambahkan sedikit resin tertentu sebagai binder
(pengikat) dan untuk mendapatkan sifat-sifat tertentu dari stain
tersebut. Stain untuk kayu dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu wood stain dan paint, primer atau base coat.
·
Wood stain
Adalah stain kayu yang digunakan untuk membentuk warna-warna transparan. Wood stain ini berupa suatu larutan atau
campuran yang relatif encer dengan warna tertentu. Apabila diaplikasikan pada
permukaan kayu, maka stain ini akan meresap
pada kayu atau melapisi permukaan kayu dan menghasilkan perubahan warna pada
kayu. Warna akhir dari finishing selalu merupakan pencampuran dari warna dasar
kayu dengan warna wood stain yang
digunakan. Selain masih menampilkan warna dasar kayu warna transparan biasanya
juga akan menampilkan keindahan dari serat dan pori kayu.
·
Paint, base coat, primer
Adalah stain yang digunakan untuk menghasilkan warna-warna solid (paint finish) atau warna duco atau warna
opak (opaque color). Paint, base coat atau primer ini
berupa suatu campuran yang kental dengan warna-warna tertentu. Apabila
diaplikasikan pada permukaan kayu, maka paint
ini akan menghasilkan suatu lapisan film dengan warna tertentu yang akan
menutupi warna dasar dari permukaan di bawahnya. Paint ini bersifat menutup, karena itu warna dari finishing akan
ditentukan seluruhnya dari warna dari
paint yang diaplikasikan di oermukaan kayu. Biasanya finishing ini juga
akan menutup permukaan kayu dan menghilangkan penampilan dari serat kayu
dibawahnya.
- Glaze.
Glaze ini adalah satu jenis stain yang didesign secara khusus untuk
diaplikasikan di antara lapisan coating
tanpa merusak lapisan coatingnya. Glaze diaplikasikan dengan cara dikuas
atau dilap atau dikuaskan di atas permukaan sealer
atau top coat dan kemudian dilapisi
dengan satu atau lebih lapisan clear
coating lagi untuk membentuk warna atau membuat efek-efek spesial pada
finishing. Glaze ini banyak dikenal
dalam American style finish untuk
mengisi dan mewarnai serat dan pori kayu atau menghasilkan efek-efek finishing
tertentu seperti membuat efek marble, kesan antic, kotor atau efek spesial
lainnya.
- Filler
Filler adalah bahan finishing yang digunakan untuk
mengisi pori-pori kayu dan serat kayu. Filler
ini banyak dibutuhkan untuk menghasilkan finishing dengan pori-pori tertutup. Jenis
kayu tertentu seperti kayu oak, jati, mahoni secara alami memiliki pori-pori
yang besar dan dalam dan relatif sulit untuk di finish dengan model close pores (finishing dengan
pori-pori yang tertutup). Pemakaian filler
pada proses finishing untuk mengisi pori dan serat kayu sangat dianjurkan karena
sebenarnya clear coating tidak didesign
untuk mengisi pori dan serat. Jadi aplikasi sealer (atau top coat) untuk
menutup pori dan serat sebenarnya tidak telalu tepat karena akan akan mahal,
membutuhkan waktu yang lama dan beresiko.- Putty
Putty atau dempul adalah bahan yang
berfungsi untuk menutup lubang atau celah pada kayu. Adanya lubang kayu atau
celah ini biasanya akibat dari proses pengerjaan kayu yang tidak sempurna atau
karena kualitas kayu yang kurang baik. Bahan untuk membuat dempul hampir sama
dengan bahan untuk membuat filler,
hanya saja dempul dibuat lebih padat dan lebih cepat kering. Dempul dipakai
dengan cara diisikan pada celah atau lubang pada kayu mentah dan kemudian
setelah kering dan dilanjutkan dengan pengamplasan untuk menghasilkan permukaan
yang rata.
- Thinner (pengencer)
Thinner
adalah bahan yang berfungsi untuk mengencerkan material finishing supaya dapat
diaplikasikan dengan mudah. Bahan finishing yang murni merupakan bahan padat
atau pasta yang kental yang sangat sulit untuk dapat diaplikasikan, sedangkan
alat untuk aplikasi bahan finishing hanya dapat bekerja terhadap material
dengan viskositas yang rendah (material yang encer. Karena itu maka bahan
finishing membutuhkan thinner untuk
“membawa” bahan finishing ke permukaan yang dilapisinya. Thinner sendiri akan habis menguap pada setelah diaplikasikan dan
tidak akan membentuk lapisan finishing.
Penggunaan thinner juga
digunakan untuk mengatur kadar bahan finishing pada saat pemakaian sehingga
dihasilkan ketebalan lapisan bahan finishing tertentu sesuai dengan kebutuhan. Dengan
pemilihan bahan yang tepat, thinner juga bisa digunakan untuk mengatur
waktu pengeringan dan mengatur sifat-sifat tertentu pada material finishing.
kabinet dengan finishing antik