gloss pada wood finishing
Pengukuran gloss
pengukuran gloss dengan glosmeter
Gloss dari sautu permukaan diukur menggunakan suatu alat yang disebut glossmeter atau sheen meter. Gloss dinyatakan dengan ukuran mulai dari 0 sampai 90. Gloss atau sheen 90 atau high gloss artinya permukaan tersebut memantulkan seluruh sinar yang mengenainya. Sebaliknya gloss 0 adalah finishing artinya permukaan tersebut menyerap seluruh sinar yang mengenainya. Kemudian dari gloss tertinggi dan terendah tersebut dibuat skala 0 sampai 90, dan pengukuran gloss berkisar diantara 0 sampai 90.
Ada juga yang menyatakan gloss dari permukaan finishing sebagai finishing gloss dan doff. Untuk penyebutan ini, maka gloss permukaan finishing secara berurutan dari gloss tertinggi ke gloss rendah adalah sebagai berikut : high gloss (gloss 65 – 90), semi gloss (gloss 40-65), semi doff (gloss 15-45) dan doff (gloss 5- 15).
Cara pembentukan gloss
Sebenarnya gloss ini terjadi adalah akibat dari kerataan suatu permukaan, suatu permukaan yang rata akan dapat memantulkan sinar lebih banyak dengan arah yang teratur sehingga permukaan tersebut memiliki gloss yang tinggi. Sebaliknya jika permukaan tidak rata, maka sinar yang mengenainya akan dipantulkan dengan arah yang tidak beraturan, sehingga tersebar dan menghasilkan gloss permukaan yang rendah. Pada wood finishing, gloss terutama dibentuk oleh lapisan film yagn ada di permukaan kayu. Semakin tebal dan semakin rata lapisan film pada permukaan kayu, maka gloss yang dihasilkan akan menjadi semakin tinggi. Lapisan film pda proses finishing dibentuk oleh apliklasi coating atau cat yaitu sealer dan top coat. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin banyak aplikasi cat sealer dan top coat, maka semakin tebal lapisan film yang dihasilkan dan semakin tinggi gloss dari permukaan yang dihasilkan.
Tetapi saat ini top coat sudah dilengkapi dengan bahan untuk mengatur gloss dari lapisan film yang dihasilkan. Hampir semua jenis top coat saat ini tersedia dalam berbagai gloss, mulai dari gloss yang tinggi sampai dengan gloss yang rendah. Dengan demikian pada saat kita melakukan aplikasi finishing kita sudah bisa memilih dan mengatur gloss yang diinginkan dengan memilih gloss dari top coat yang digunakan. Namun demikian perlu diingat bahwa gloss dari permukaan ini juga tergantung dari ketebalan dan kerataan dari lapisan finishing. Jadi untuk bisa memperoleh finishing dengan gloss yang kita inginkan, maka kita memerlukan lapisan film yang cukup tebal dan rata sebelum aplikasi top coat dilakukan.
Pengaruh gloss pada finishing mebel.
Gloss merupakan salah satu faktor finishing yang akan sangat berpengaruh pada penampilan finishing. Suatu finishing dengan warna yang sama akan memiliki kesan yang berbeda apabila memiliki gloss yang berbeda. Pemilihan gloss pada furniture finishing mestinya menyesuaikan juga dengan bentuk dan model barang dan model finishingnya. Suatu mebel dengan model-model antik atau klasik lebih cocok untuk difinishing dengan gloss yang tidak terlalu tinggi, (doff atau semi doff). Produk-produk mebel dengan banyak ukiran atau bentuk-bentuk yang komplek lebih cocok apabila difinishing dengan gloss yang medium, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
antik kabinet dengan finishing doff
Gloss yang sangat tinggi atau sangat rendah biasanya digunakan untuk barang-barang yang mempunyai bentuk yang sederhana, untuk model minimalis dan modern, atau mebel dengan model-model yang sederhana. Namun demikian pemilihan gloss ini sangat tergantung dari selera pemakai dari produknya. Ada orang-orang tertentu yang sangat menyukai penampilan dengan gloss yang tinggi, maka orang terebut akan minta finishing dengan gloss yang tinggi untuk segala macam produknya, apapun bentuk dan modelnya. Sebaliknya juga dengan orang yang suka dengan finishing doff, maka dia akan memilih finishing doff untuk semua produknya.
Pengukuran gloss pada produk kayu seringkali menghasilkan angka yang bervareasi dari titik satu ke titik yang lain meskipun proses finishing dikerjakan bersama-sama dengan proses yang sama menggunakan bahan finishing yang sama Vareasi gloss ini terjadi karena permukaan kayu memiliki vareasi sifat-sifat kayu yaitu: porositas, kekerasan, dan pola serat yang membuat penyerapan cat berbeda-beda dari satu titik ke titik yang lain. Karena itu seringkali ketebalan lapisan finishing kayu bervareasi juga dari titik satu dengan titik lainnya yang mengakibatkan hasil pengukuran gloss pada permukaan finishing menjadi bervareasi juga. Namun demikian tentu saja perbedaan gloss yang terlalu tinggi juga harus dihindari untuk menhasilkan finishing dengan kualitas yang baik. Pada kenyataanya perbedaan gloss dari pengukuran sampai sekitar 10 derajad masih bisa ditoleransi karena perbedaan di angka tersebut tidak terlalu kelihatan oleh mata orang normal.