Penghitungan biaya finishing
Seperti juga industri-industri yang lain, suatu industri mebel dituntut untuk dapat menghitung atau memperkirakan biaya dari semua proses produksi yang diperlukan untuk menghasilkan setiap produk mebel yang dibuatnya. Perhitungan terhadap semua biaya produksi ini harus cukup akurat karena merupakan dasar utama untuk menentukan harga jual dari setiap produk yang dihasilkannya. Pada saat sekarang ini dimana persaingan sudah menjadi sangat ketat diantara pabrik-pabrik mebel yang ada baik dari dalam atau luar negeri maka suatu pabrik mebel dituntut untuk dapat memberikan suatu harga yang layak terhadap pruduk yang dibuatnya. Apabila harga terlalu tinggi, maka akan sangat mudah calon pembeli untuk beralih ke pabrik yang lain. Tetapi tentu saja harga juga tidak boleh terlalu rendah sehingga pabrik menjadi rugi, atau tidak memperoleh keuntungan dari proses produksinya.
Salah satu proses pada pembuatan
mebel, yang juga memerlukan perhitungan biaya adalah proses finishing. Perhitungan
terhadap biaya finishing memang agak sulit karena begitu banyak faktor yang
mempengaruhi biaya finishing, yang tidak mudah untuk dicatat atau diukur.
Karena itu ternyata saat ini masih banyak ada beberapa pabrik mebel yang
mengalami kesulitan dalam menghitung biaya finishingnya dan hanya memperkiran
saja biaya finishingnya tanpa dapat menghitungnya secara detail. Secara
perhitungan yang kasar, untuk suatu produk mebel dalam ruangan (indoor furniture) biasanya biaya
finishing (finishing cost) berkisar
antara 10% sampai 20% dari harga jual produk mebel itu. Tetapi tentu saja angka
perkiraan itu tidak bisa begitu saja digunakan dalam menghitung setiap produk
karena ada banyak faktor yang mempengaruhi faktor harga finishing.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap biaya
finishing antara lain: warna, penampilan dan kualitas hasil finishing, cara
aplikasi, effisiensi dari alat yang dipakai, ketrampilan dari operator, bentuk
dari produknya, jenis bahan, kecepatan produksi dan lain-lain. Sebenarnya
unsur-unsur biaya finishing meliputi 4 hal yaitu: material finishing (cat),
tenaga, bahan-bahan pembantu dan fasilitas untuk melakukan finishing.
·
Material
finishing
Material
finishing mungkin merupakan unsur biaya yang paling besar dalam proses
finishing. Secara umum material finishing memang harganya relatif mahal. Banyak orang salah menghitung harga finishing
karena kesalahan dalam menghitung kebutuhan material finishing. Karena itu kebutuhan
material finishing ini harus dapat diukur dan diperkirakan secara tepat untuk
dapat menghitung biaya finishing dengan benar. Untuk mengukur kebutuhan
material finishing ini sebenarnya sangat ditentukan oleh kualitas finishing
yang diinginkan, bahan baku dari produk yang difinishing dan faktor bentuk (kerumitan)
dari produk yang difinishing. Untuk menghitung dan memperkirakan kebutuhan
bahan finishing ini, cara yang paling aman adalah dengan membuat dulu proses
finishing pada satu papan panel kayu sesuai dengan warna dan penampilan
finishing yang diinginkan. Pada saat membuat panel ini, maka lakukan pencatatan
dari setiap tahapan proses yang dilakukan, material-material yang digunakan,
proses-proses yang dilakukan secara detail. Setelah setiap tahap ini selesai
dilakukan, maka kita sudah mempunyai gambaran mengenai jenis-jenis material yang
dibutuhkan dan kebutuhan material untuk setiap tahapnya.
·
Ongkos
tenaga
Tenaga
merupakan salah satu unsur biaya yang perlu diperhitungkan juga untuk
menentukan harga finishing. Proses finishing ada beberapa tahap seperti:
pendempulan, pengamplasan, spray, penguasan, pengelapan, dll. Selain itu untuk
persiapan bahan finishing juga diperlukan beberapa pekerjaan seperti
pencampuran, pengadukan, dll. Perlu diingat juga bahwa bahan finishing selalu
membutuhkan waktu pengeringan tertentu untuk bisa kering dan bisa dilanjutkan
dengan proses berikutnya. Waktu pengeringan ini merupakan waktu tunggu yang
harus diperhitungkan juga apabila kita menghitung komponen ongkos tukang atau
tenaga.
Semua
itu merupakan unsur biaya yang perlu diperhitungkan dalam menghitung biaya
finishing.
·
Bahan-bahan
pembantu
Selain
material finishing, proses finishing juga memerlukan bahan-bahan lain yang
merupakan bahan pembantu untuk proses finishing. Seperti: amplas, steelwool,
scotchbrite, kuas, kain lap, thinner untuk mencuci spray gun, dll. Bahan-bahan
pembantu ini meskipun kebutuhannya tidak sebesar material finishing, namun
tetap saja merupakan unsur biaya yang tetap harus diperhitungkan untuk bisa
menentukan biaya finishing.
·
Fasilitas
finishing
Untuk
bisa melakukan proses finishing, maka dibutuhkan alat-alat dan fasilitas yang
memadai. Alat-alat finishing seperti kuas, spray gun, pengaduk, mesin amplas,
dll yang harus disediakan juga harus dihitung sebagai unsusr biaya dalam proses
finishing. Selanjutnya semua alat spray dan alat-alat yang digunakan untuk
proses finishing membutuhkan udara tekan sebagai sumber tenaga penggerak. Udara
tekan ini dihasilkan dari compressor dan untuk menjalankan compressor ini
dibutuhkan listrik atau bahan bakar. Ruang finishing yang baik juga dibutuhkan untuk
menghasilkan hasil finishing yang bagus dan semuanya mesti dihitung sebagai
biaya.
Idealnya
proses finishing dikerjakan di dalam satu tempat khusus yang disebut sebagai
finishing room (ruang finishing). Ruang finishing yang ideal mestinya adalah
ruangan yang bersih, terang dan aman dan dilengkapi dengan alat dan fasilitas
yang memadai untuk mengerjakan proses finishing. Keberadaan ruang finishing ini
tentu saja harus dianggap sebagai komponen biaya, karena ruang finishing ini
perlu dirawat dan dibersihkan supaya tetap bisa berfungsi dengan baik, termasuk juga biaya sewa gedung atau penyusutan bangunan