Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Lapisan finishing mengkerut

Lapisan finishing mengkerut (wrinkle) adalah ketika lapisan finishing terlihat mengkerut, kisut atau nglunthung. Hal ini terjadi karena lapisan finishing di atas menarik lapisan finishing di bawahnya sehingga lapisan filmnya nampak kisut atau mengkerut. Hal ini biasanya akibat dari reaksi yang tidak sempurna pada lapisan finishing, atau karena adanya pelapisan antar layer yang tidak cocok. Sebenarnya masalah ini relatif jarang terjadi, namun demikian hal ini perlu diketahui untuk bisa dihindari atau diatasi.


frying finishing problem

cat mengkerut pada warna duko

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya masalah ini yaitu:
  • Pencampuran dari bahan 2 komponen yang tidak sempurna
Bahan finishing yang pengeringannya dengan reaksi kimia seperti PU, Melamin, waterbased 2 komponen, terdiri dari 2 komponen yaitu bahan finishing dan harderner. Untuk bisa menghasilkan pengeringan yang sempurna, maka dibutuhkan pencampuran yang tepat antara bahan finishing dengan hardernernya. Pencampuran dengan komposisi yang tidak tepat bisa mengakibatkan reaksi yang tidak sempurna yang artinya lapisan film yang tidak kering sempurna atau kering dengan kekuatan yang tidak maksimal. Apabila lapisan ini ditimpa dengan bahan finishing 2 komponen lagi diatasnya, maka lapisan finishing di atas akan menarik lapisan finishing di bawah yang belum kering tersebut. Akibatnya adalah lapisan finishing akan rusak dan mengkerut 
Untuk mencegah hal ini, maka pada pencampuran bahan 2 komponen, maka pastikan pencampuran dilakukan dengan komposisi yang benar sesuai dengan spesifikasi dan petunjuk teknis dari produk yang digunakan. 


finishing mengkerut 

  • Kualitas bahan finishing 
Kualitas bahan finishing sangat menentukan kualitas hasil finishing, bahan finishing dengan kualitas yang rendah bisa membawa banyak masalah, salah satunya adalah pengeringan yang tidak sempurna yang bisa mengakibatkan wrinkle. Hati-hati apabila kita mendapat penawaran bahan finishing yang dijual dengan harga yang terlalu murah, karena bisa jadi bermasalah pada kualitas.  
Rendahnya kualitas bahan ini bisa juga terjadi akibat dari penyimpanan dan penanganan material yang tidak benar, atau material yang sudah melewati umurnya. Bahan finishing 2 komponen pada umumnya merupakan bahan yang lebih mudah rusak dibandingkan dengan  bahan finishing 1 komponen (NC), karena itu bahan ini harus ditangani dengan benar. Beberapa bahan finishing seperti PU harderner akan cepat rusak pada saat dibiarkan di ruang terbuka karena bereaksi dengan udara karena itu sebaiknya disimpan dengan baik. Bahan yang lain mungkin tidak terlalu sensitif seperi halnya PU harderner, namun demikian penyimpanan yang tidak benar akan beresiko menurunkan kualitas bahan. Sebelum melakukan aplikasi finishing, sebaiknya dicek baik-baik dan dipastikan bahwa material dalam kondisi yang baik. Kalau bahan tersebut dilihat secara fisik sudah berubah seperti menjadi kental, keruh atau berubah warna, maka sebaiknya tidak digunakan daripada mengakibatkan masalah yang lebih besar.
  • Proses finishing dengan beberapa jenis bahan cat yang tidak dilakukan dengan benar
Ada beberapa jenis bahan finishing seperti NC, PU, Melamin, cat waterbase, cat sintetis, dll. Seringkali kita melakukan proses finishing dengan menggunakan beberapa jenis bahan finishing yang berbeda, seperti NC dengan Melamin, atau NC dengan waterbase, atau yang lainnya. Sebenarnya sangat disarankan untuk menggunakan satu jenis cat saja untuk satu proses finishing dari awal sampai akhir, penggunaan bahan cat yang berbeda-beda beresiko mengakibatkan masalah apabila tidak dilakukan dengan benar. 
Salah satu aturan yang harus diikuti adalah, bahwa bahan finishing dari jenis 1 komponen hanya boleh dilapisi dengan bahan finishing yang 1 komponen juga. Sebaliknya bahan finishing 2 komponen boleh dilapisi dengan bahan finishing 1 komponen atau 2 komponen dengan jenis yang lain dengan syarat lapisan finising  sudah benar-benar kering dan permukaannya sudah diamplas dengan baik. 
Selain itu juga tidak dianjurkan melapisi cat NC dengan cat sintetis atau sebaliknya. Pengeringan cat sintetis yang relatif lama tidak kompatibel dengan cat NC yang kering dengan cepat, apabila kedua lapisan cat ini bercampur dan kering bersama juga bisa mengakibatkan masalah wrinkle.

Cara mengatasi masalah cat mengkerut

Cara yang terbaik untuk mengatasi masalah finishing adalah dengan cara mencegahnya supaya tidak terjadi, karena itu sebaiknya selalu perhatikan bahan finishing yang akan digunakan, pastikan menggunakan hanya material finishing dengan kualitas yang baik dan menggunakannya secara benar. Apabila kita ingin melakukan aplikasi bahan baru atau dengan cara baru yang belum kita ketahui, maka dianjurkan untuk mencoba dulu dalam panel kecil dulu, dan kemudian dilihat dan ditest hasilnya, setelah yakin bahwa tidak ada masalah, baru kita bisa menggunakannya pada skala yang lebih besar untuk aplikasi pada barang atau produksi.
Lapisan film yang sudah terlanjur mengkerut sebaiknya dicuci atau dikupas dan dibersihkan dan difinishing ulang dengan material dan sistem yang baik.  Pada finishing warna solid (warna duko) bisa dicoba untuk diperbaiki dengan cara melakukan pengamplasan sampai seluruh lapisan yang mengkerut bersih dan hilang, kemudian dilapisi dengan cat lagi dan diamplas, kemudian dilapisi lagi dengan cat, dan diulangi lagi sampai diperoleh permukaan yang rata. Cara ini membutuhkan kesabaran karena harus dilakukan beberapa kali pelapisan dan pengamplasan yang harus dilakukan dengan hati-hati. Proses ini membutuhkan waktu yang lama dan tidak selalu berhasil namun bisa dicoba.


Buku yang berisi pengetahuan dan praktek-praktek praktis mengenai finishing mebel
Merupakan salah satu buku wajib bagi anda pelaku dan pemerhati finishing mebel

 more info : klik disini