Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

MDF, Medium Density Fibreboard

M.D.F atau medium density fibreboard adalah papan engineering wood yang sudah sangat dikenal dalam industri furniture atau woodworking. M.D.F dibuat dari potongan-potongan kayu, debu-debu kayu atau serpihan-serpihan kayu yang dimasak dalam suatu tangki digester menjadi bubur kayu. Bubur kayu ini kemudian ditekan dan dialirkan melewati suatu piringan besi, sehingga terbentuk serat-serat kayu. Serat-serat kayu ini kemudian dikeringkan dan dicampur dengan resin dan digelar membentuk suatu lembaran dari adonan dari campuran tersebut. Lembaran ini kemudian ditekan dengan tekanan tinggi dan suhu tinggi sampai resinnya bereaksi sempurna dan membentuk membentuk suatu lembaran seperti papan.  Meskipun ukuran panjang dan ketebalan MDF dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, namun umumnya ukuran MDF dibuat dengan ukuran standard dari produk engineering wood lainnya. Ketebalam M.D.F biasanya tersedia dalam ukuran mulai dari ¾ in sampai dengan 4 in, dengan lebar 4 ft dan panjang 24 ft.

Di dalam industri woodworking, M.D.F. merupakan salah satu bahan yang banyak dibutuhkan sebagai bahan untuk membentuk papan datar menggantikan papan kayu solid. M.D.F. mempunyai sifat yang lebih homogen karena itu bahan ini memiliki permukaan yang rata dan kekuatan yang lebih baik dibandingkan dengan particle board atau plywood. M.D.F. adalah produk rekayasa sehingga sifat-sifatnya akan lebih konsisten sesuai dengan standard kualitas yang ditetapkan. 

Resin yang dipakai untuk melapisi permukaan M.D.F ini adalah adalah jenis urea formaldehid yang akan mengeluarkan emisi gas formaldehid. Sehubunngan dengan masalah lingkungan maka M.D.F juga tersedia dalam berbagai tingkat kualitas tergantung dari emisi gas formaldehid yang dikeluarkannya. Grade yang tertinggi merupakan grade yang paling ramah lingkungan dengan emisi formaldehid  yang paling sedikt, sedangkan grade terendah merupakan bahan yang paling tidak ramah lingkungan dengan emisi gas formaldehid yang paling besar. Resin formaldehid yang dipakai untuk membentuk M.D.F berfungsi untuk membentuk kekuatan dari MDF, membentuk lapisan film dan ketahanan dan kehalusan pada pemukaan. MDF yang lebih ramah lingkungan, dengan semakin rendah emisi formaldehid maka artinya lapisan resin di permukaan akan semakin sedikit, dan hal ini bisa mengurangi kehalusan pemukaan dan ketahanan permukaan MDF. Akibatnya pemukaan MDF menjadi tidak rata dan rentan terkena serangan jamur. Karena itu MDF dengan grade yang paling ramah linkungan membutuhkan lapisan finishing yang lebih tebal untuk mencegah tumbuhnya jamur. Pelapisan dengan veneer, HPL atau decorative paper bisa menjadi alternatif yang lebih baik untuk MDF karena bisa memberikan perlindungan yang lebih baik.

Dibandingkan dengan lembaran dari papan kayu M.D.F memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya disukai dalam industri woodworking. M.D.F merupakan suatu lembaran yang homogen dengan permukaan yang rata dan halus. Masalah permukaan yang menggelombang, akibat dari sifat kayu yang tidak seragam dan masalah dari pori atau serat kayu tidak akan ditemui pada M.D.F. Secara umum M.D.F dapat menghasilkan permukaan yang lebih rata. M.D.F juga bisa dipotong membuat bentuk profil-profil tertentu apabila diinginkan. 

Penggunaan M.D.F.

MDF banyak digunakan untuk membuat berbagai macam produk datar seperti: pintu, kabinet, meja dan produk- produk datar lainnya. Secara umum MDF lebih kuat dibandingkan dengan particle board, blockboard atau plywood yang murah. Karena itu produk dengan bahan MDF akan lebih mahal dibandingkan dengan produk particle board, blockboard atau plywood. MDF juga bisa dilaminasi kemudian dipotong membentuk profil atau bisa diukir apabila diinginkan, namun secara umum kekuatannya masih lebih rendah dibandingkan dengan kayu solid. MDF dengan potongan yang melintang juga akan menghasilkan pemukaan yang terbuka yang kasar dan porous yang akan menyulitkan proses finishingnya. Potongan MDF yang terbuka ini akan membutuhkan lapisan finishing yang tebal untuk mendapatkan permukaan yang halus dan rata.  

MDF juga tidak cocok untuk produk-produk outdoor, panas matahari ditambah dengan air hujan yang masuk ke dalam MDF akan membuat MDF mengembang dan rusak.  

Finishing untuk M.D.F.

Suatu M.D.F yang dilapisi dengan wood veneer maka dapat diperlakukan seperti suatu solid wood pada saat proses finishing. Pemilihan proses dan bahan-bahan finishing yang dipilih, ditentukan oleh sifat-sifat dari veneer yang ditempelkan dengan warna dan penampilan akhir yang diinginkan. M.D.F juga bisa difinishing tanpa adanya lapisan veneer diatasnya, biasanya dengan warna-warna solid atau warna duko. M.D.F yang memiliki permukaan yang rata dan halus dapat memberikan beberapa kemudahan dalam proses finishing ini tanpa harus direpotkan oleh adanya tekstur pori dan serat seperti pada kayu atau veneer. 
Namun demikian perlu diketahui bahwa MDF memiliki permukaan yang tidak benar-benar rata, tetapi sedikit bertekstur akibat dari proses pressing pada saat produksi. Aplikasi finishing dengan cat NC, acrilic atau cat satu komponen lainnya akan menyisakan tektur MDF pada pemukaan finishing, sehingga nampak permukaan yang tidak rata. Karena itu disarankan untuk menggunakan cat jenis PU, Melamin, UV coating atau cat temosetting yang lain untuk menutup tektur MDf, dilanjutkan dengan proses pengamplasan yang baik untuk bisa menghasilkan permukaan yang rata dan halus.

MDF yang dipotong untuk panel bundar


Buku yang berisi pengetahuan dan praktek-praktek praktis mengenai finishing mebel
Merupakan salah satu buku wajib bagi anda pelaku dan pemerhati finishing mebel

 more info : klik disini