Proses Refinishing Tanpa Menghapus Lapisan Finishing Lama
Finishing pada furnitur, lantai kayu, atau objek lainnya akan mengalami penurunan kualitas seiring waktu. Permukaan yang dulunya halus dan mengkilap bisa menjadi kusam, tergores, atau mengelupas. Untuk mengembalikan tampilan baru, diperlukan proses refinishing atau proses finishing ulang yaitu: proses untuk melakukan perbaikan dan penggantian lapisan finishing lama dengan yang baru. Proses refinishing juga dibutuhkan apabila anda melakukan perbaikan atau servis pada produk-produk kayu anda. Proses servis pada produk-produk furniture atau produk-produk kayu hampir selalu merusakkan lapisan finishing yang ada, dan untuk mengembalikan penampilan produk-produk tersebut maka anda akan membutuhkan proses refinishing. Proses refinishing bisa juga dilakukan ketika anda menginginkan perubahan warna atau penampilan dari finishing terdahulu.
Proses refinishing sebenarnya ada 2 macam yaitu : proses refinishing yang dilakukan tanpa menghapus lapisan finishing yang lama dan proses refinishing yang dilakukan dengan menghapus lapisan finishing yang lama. Proses refinishing tanpa menghapus lapisan finishing yang lama sebenarnya relatif terbatas pada kondisi tertentu saja.
Berikut ini kondisi-kondisi yang memungkinkan proses refinishing tanpa menghapus lapisan finishing yang lama:
- Lapisan finishing lama masih dalam kondisi yang baik
Yang dimaksud adalah kondisi lapisan finishing yang tidak terlalu rusak artinya warna dan lapisan finishing yang ada masih rata. Tidak ada lapisan finishing yang terkelupas atau rusak. Apabila lapisan finishing sudah rusak parah seperti lapisan finishing yang terkelupas, pecah atau warna yang sudah berubah total, maka proses finishing ulang mesti dilakukan dengan mengupas lapisan finishing lama. Namun apabila masalah-masalah finishing yang sederhana seperti permukaan yang kotor, kusam atau ada kerusakan sedikit saja yang masih bisa di touch up, maka proses refinishing bisa dilakukan tanpa merusak lapisan finishing di bawahnya.
- Warna akhir yang diinginkan tidak lebih muda dari finishing yang lama
Proses refinishing tanpa menghapus finishing lama dilakukan dengan cara menambah aplikasi bahan finishing di atas lapisan finishing di bawahnya. Penambahan stain akan membuat warna finishing menjadi semakin tua, sedangkan penambahan clear coat akan menambah ketebalan lapisan film ada. Karena itu secara prinsip proses refinishing ini tidak bisa membuat warna menjadi lebih muda dari sebelumnya dan tidak akan bisa membuat lapisan finishing yang lebih tipis dari sebelumnya.
Kecuali jika finishing yang dibuat adalah finishing dengan warna-warna solid atau warna duko, maka segala macam warna bisa dibuat, namun tentu saja dengan lapisan finishing yang lebih tebal dari sebelumnya.
Proses refinishing tanpa harus menghapus lapisan finishing yang lama ini kalau bisa dilakukan akan bisa menghemat waktu, tenaga dan biaya. Namun demikian proses ini harus dilakukan dengan teliti dan hati-hati. Apabila tidak dilakukan dengan cara yang benar hasilnya malah akan membuat lapisan finishing menjadi rusak.
Berikut ini adalah panduan langkah-langkah melakukan refinishing untuk hasil maksimal.
- Identifikasi jenis finishing lama
Langkah pertama dalam proses refinishing adalah mengetahui jenis finishing yang sudah ada pada permukaan. Ada beberapa jenis finishing umum, seperti: Varnish, Lacquer, Shellac, Melamin, Polyurethane, waterbased, dll. Apabila anda bisa mengetahui jenis dari lapisan finishing yang sudah ada, maka anda bisa memilih material dan jenis lapisan finishing yang tepat untuk diaplikasikan di atasnya.
Meskipun ada banyak jenis bahan finishing, namun untuk proses refinishing, sebenarnya lapisan finishing cukup dibedakan menjadi 2 jenis saja yaitu lapisan yang bersifat termoseting dan termoplastis. Lapisan finishing termoseting adalah lapisan finishing yang tidak bisa terlarut lagi dengan thinner. Yaitu adalah bahan finishing yang mengalami pengeringan karena terjadinya reaksi kimia yaitu: UV coating, Polyester, melamin, PU, UV coating, polyester dan bahan-bahan 2 komponen yang lain. Finishing tersebut bersifat termoseting yang tahan thinner dan bahan kimia, sehingga begitu kering dia bisa dilapisi dengan bahan finishing apa saja dengan aman.
Sebaliknya adalah bahan finishing termoplastis adalah bahan finishing yang bisa terlarut lagi apabila dibasahi dengan solven atau thinner. Yang termasuki jenis ini adalah : NC, shellac, acrylic, waterbase dan bahan-bahan yang merupakan 1 komponen yang proses pengeringannya terjadi dengan penguapan thinnernya saja tanpa disertai rekasi kimia. Bahan finishing yang bersifat termoplastis ini sebaiknya tidak dilapisi dengan bahan finishing yang kering dengan reaksi kimia. Aplikasi bahan finishing yang bereaksi di atas lapisan finishing yang termoplastis akan menarik dan melarutkan kembali lapisan finishing di bawahnya dan beresiko mengakibatkan kerusakan pada lapisan finishing.
Satu cara sederhana bisa dilakukan pada lapisan finishing untuyk melihat apakah dia adalah bahan yang bersifat termoplatis atau termoseting yaitu test dengan thinner atau solvent. Gunakan kain yang dibasahi dengan thinner kemudian usapkan pada permukaan finishing. Apabila lapisan finishing terhapus dan terlarut, maka artinya lapisan finishing tersebut bersifat termoplastis yang terlarut dengan thiner. Sebaliknya jika lapisan finishing tidak terlarut lagi, maka lapisan finishing bersifat termoseting dan tidak akan terlarut dengan thinner.
- Gunakan jenis bahan finishing yang compatible dengan lapisan finishing lama
Apabila jenis lapisan finishing lama bisa diketahui dengan akurat, maka anda bisa menggunakan bahan finishing yang sama atau sejenis (kalau bisa 1 merk) dengan lapisan finishing di bawahnya. Dengan melapiskan bahan finishing yang sejenis, maka diharapkan lapisan finishing bisa saling menyatu dan menghasilkan ikatan yang baik antar lapisan.
Namun demikian hal ini seringkali sulit dilakukan. Proses refinishing seringkali dilakukan setelah barang lama dibeli dan digunakan selama bertahun-tahun sehingga data lapisan finishing yang lama tidak dapat dilacak lagi. Apabila demikian, maka tentu saja indentifikasi jenis bahan finishing lama menjadi sangat sulit dilakukan. Apabila anda tidak bisa mengenali dan memastikan jenis bahan finishing yang lama, maka pilihan berikutnya adalah menggunakan jenis bahan finishing yang cocok atau kompatibel dengan lapisan finishing lama.
Aturan yang baku untuk proses aplikasi finishing adalah tidak boleh melapisi lapisan finishing yang bersifat termoplatis dengan bahan finishing yang kering dengan proses reaksi kimia. Sebaliknya lapisan finishing yang yang bersifat termoseting bisa dilapisi dengan bahan finishing apa saja dangan catatan lapisan finishing tersebut sudah kering sempurna. Jadi apabila satu lapisan finishing dibasahi dengan thinner dan tidak terlarut lagi, maka secara teoritis, lapisan finishing tersebut bisa dilapisi dengan bahan finishing jenis apa saja.
- Bersihkan permukaan finishing yang lama
Sebelum melakukan aplikasi bahan finishing, maka pastikan permukaan dibawahnya bersih dari berbagai macam kotoran atau bahan yang bisa mengganggu perekatan material finishing. Lapisan finishing yang lama seringkali kotor karena ada debu, minyak, wax atau kotoran lain yang bisa mengganggu penempelan lapisan finishing di atasnya. Karena itu bersihkan permukaan dan pastikan bersih dari segala macam kotoran yang mengganggu.
Untuk finishing dari jenis thermosetting, maka permukaan bisa dibersihkan dengan thinner atau solvent yang kuat seperti aceton atau butyl acetat. Basahi kain dengan thinner dan usapkan ke permukaan sampai bersih. Untuk lapisan finishing jenis termoplatis maka pembersihan permukaan mesti dilakukan dengan bahan yang tidak merusak lapisan finishing. Gunakan kain yang dibasahi dnegan mineral spirit atau air untuk membersihkan permukaan.
- Lakukan pengamplasan yang baik
Apapun jenis finishingnya, proses pengamplasan dibutuhkan untuk mempersiapkan permukaan sebelum aplikasi bahan finishing diatasnya. Lakukan pengamplasan yang baik, gunakan kertas amplas dengan grade yang tepat. Untuk lapisan finishing yang bersifat termoplastis, maka pengamplasan dengan kertas amplas grade 360 atau 400 mungkin sudah cukup bagus. Sedangkan untuk lapisan finishing yang termoseting, maka dibutuhkan pengamplasan yang lebih baik untuk bisa menghasilkan ikatan antar lapisan yang baik.
- Lakukan touch up untuk bagian-bagian yang dibutuhkan
Apabila ditemukan kerusakan-kerusakan kecil, maka lakukan touch up atau perbaikan-perbaikan yang dibutuhkan. Alat-alat untuk touch up seperti spidol dan dempul lilin bisa digunakan apabila memungkinkan. Gunakan alat bantu yang untuk touch up seperti spray gun kecil, kuas, kapi dan alat-alat lain yang dibutuhkan.
- Aplikasi stain, sealer dan top coat
Setelah itu lakukan aplikasi bahan-bahan finishing secara menyeluruh ke seluruh permukaan seperti sealer, stain dan top coat. Stain dibtuhkan apabila diinginkan penambahan warna, sealer dan top dibutuhkan untuk menghasilkan permukaan yang rata dan halus dengan gloss yang diinginkan.
Proses refinishing yang baik memerlukan ketelitian, kesabaran, dan pemahaman terhadap bahan yang digunakan. Anda mesti mmelakukan setiap proses dari proses refinishing dengan baik dan hati-hati, lakukan test dan percobaan pada barang kecil atau bagian kecil dari produk dulu sebelum melakukan proses pada produk yang banyak atau barang yang besar. Perlu diketahui bahwa proses refinishing tanpa penghapusan finishing lama ini terbatas pada kondisi-kondisi tertentu saja. Apabila kondisi tidak memungkinkan, maka pilihan untuk proses refinishing adalah dengan menghapus lapisan finishing lama dan mengulang proses finishing seperti halnya pada kayu mentah.