Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pengamplasan pada proses finishing

Pengamplasan merupakan salah satu langkah yang penting dalam proses finishing. Semua finishing dengan kualitas yang bagus selalu membutuhkan proses finishing yang benar. Meskipun seringkali diremehkan pengamplasan merupakan rangkaian dari proses finishing yang berperan penting dalam menentukan hasil dan kualitas finishing. Proses pengamplasan pada proses finishing dilakukan mengiringi aplikasi-aplikasi finishing yang membentuk lapisan film seperti sealer, base coat, atau top coat. Pengamplasan juga dibutuhkan untuk membersihkan filler di permukaan dan memastikan filler hanya tertinggal di dalam pori-pori dan serat kayu. 

Berikut ini fungsi-fungsi pengamplasan sesuai dengan proses finishing yang diikutinya. 


pengamplasan pada lapisan sealer

Fungsi pengamplasan

  • Membersihkan filler dan dempul dari permukaan kayu

Proses pengamplasan merupakan cara utama untuk membersihkan filler. Sebagai bahan finishing yang berfungsi untuk mengisi pori dan serat kayu, maka filler sebaiknya hanya tertinggal di dalam pori dan serat kayu. Filler yang tertinggal di permukaan beresiko mengundang banyak masalah finishing, mulai dari penampilan yang kurang bagus sampai dengan mengganggu adhesi lapisan finishing. Untuk membersihkan filler maka diperlukan pengamplasan yang baik. 

Dempul adalah bahan yang berfungsi untuk mengisi lubang, celah, atau lubang pada kayu dengan tujuan untuk membentuk permukaan yang rata. Aplikasi dempul juga harus diikuti dengan pengamplasan yang baik untuk memotong dempul yang menonjol dan menghasilkan permukaan yang rata dan halus. 

  • Memotong bulu-bulu kayu 

Aplikasi cat pertama pada kayu terutama pada awal proses finishing akan membuat bulu-bulu kayu naik, berdiri dan mengeras yang mengakibatkan permukaan kayu terasa kasar. Untuk menghasilkan permukaan yang halus, maka bulu-bulu kayu yang keras ini harus dipotong dan dibersihkan. Proses pengamplasan berfungsi untuk memotong bulu-bulu kayu yang naik dan mengeras di permukaan kayu ini sehingga menghasilkan permukaan yang halus.

  • Meratakan lapisan film
Aplikasi cat seringkali tidak bisa sempurna, sehingga menghasilkan permukaan yang kasar, tidak rata atau orange peel (seperti kulit jeruk). Proses pengamplasan pada lapisan film akan mengikis lapisan film tersebut dan menghasilkan lapisan yang rata. Pada aplikasi polyester atau pu atau melamin dengan permukaan film yang tebal, maka proses pengamplasan yang dalam bisa dilakukan untuk mengikis lapisan film untuk menghasilkan lapisan film yang rata.

  • Membentuk ikatan antar lapisan cat

Pada proses finishing dengan material yang bersifat termoseting seperti : waterbase, PU, melamin, Polyester atau UV Coating, maka lapisan cat yang sudah kering tidak bisa terlarut lagi dengan aplikasi berikutnya. Proses pengamplasan dibutuhkan untuk menghasilkan goresan-goresan pada permukaan yang berfungsi untuk membentuk ikatan dengan lapisan cat yang diaplikasikan di atasnya.  Pada UV coating yang menghasilkan lapisan film yang sangat keras, maka proses pengamplasan merupakan salah satu faktor penting untuk mendapatkan adhesi yang baik. Pengamplasan juga menjadi sangat penting untuk proses finishing dengan material cat yang berbeda-beda, misalnya UV diikuti dengan PU, UV diikuti dengan NC, PU diikuti dengan NC, dll.

Jenis amplas yang digunakan untuk pengamplasan pada proses finishing

Untuk proses finishing, proses pengamplasan lebih banyak ditujukan untuk menghaluskan permukaan, tidak untuk membentuk profil atau bentuk tertentu, karena itu amplas yang tepat adalah amplas yang lebih lentur dan fleksible. Lapisan cat adalah bahan yang keras, mudah panas dan mudah melekat pada permukaan amplas, karena itu dibutuhkan amplas yang berbeda dengan proses pengamplasan yang lain. Berikut ini jenis-jenis amplas yang bisa digunakan untuk proses finishing

  • Amplas kertas putih

Amplas kertas adalah amplas dengan backing kertas, amplas ini merupakan salah satu jenis amplas yang banyak digunakan untuk proses pengamplasan pada lapisan cat. Untuk mengurangi panas yang timbul akibat dari gesekan antara lapisan cat dan amplas, maka kedalam amplas ditambahkan suatu bubuk bahan bubuk pembantu amplas. Bubuk yang biasa digunakan adalah stearate yang berwarna putih, sehingga amplas ini dapat dikenali dengan warnanya yang putih, sehingga amplas ini sering juga disebut sebagai amplas putih. 

  • Scotch brite

Scotch brite adalah bahan abbrasif yang lentur. Scotch brite dibuat dari bahan yang lentur (nilon atau polimer atau bahan lain) yang dilapisi dan dilumuri dengan bubuk amplas. Scotch brite merupakan bahan yang dibuat untuk pengamplasan pada bagian-bagian yang rumit dan bentuk-bentuk yang tidak rata seperti ukiran, kaki-kaki, bentuk bulat, permukaan rustic, dll. Sotch brite yang lentur dan fkeksibel bisa menjangkau bagian-bagian dalam dari celah-celah  kayu atau bentuk-bentuk yang tidak rata yang tidak bisa dijangkau oleh amplas kertas yang kaku.   

  • Amplas spon

Amplas spon dibuat dari bubuk amplas yang direkatkan pada spon. Amplas ini lebih fleksibel dibandingkan dengan amplas kertas, karena itu bisa digunakan untuk bentuk-bentuk yang rumit dan tidak rata pada profil, bentuk lengkung atau benda-benda bulat. Amplas spon ini lebih lentur dibandingkan dengan kertas amplas namun masih kalah lentur dibandingkan dengan scotch brite. 

  • Steelwool

Steelwool adalah serat-serat baja yang digabungkan dan disatukan menjadi seperti wool. Steelwool sebenarnya tidak terlalu cocok untuk digunakan untuk mengamplas, bahan ini mudah patah dan rontok sehingga meninggalkan banyak debu di permukaan ketika digunakan untuk menggosok. Namun demikian, steelwooll ini seringkali digunakan juga untuk melakukan proses pengamplasan pada lapisan cat.

  • Amplas waterproof

Amplas waterproof adalah amplas yang dibuat dengan backing bahan yang tahan air. Amplas ini membutuhkan cairan untuk menyerap panas yang timbul pada proses pengamplasan. Cairan yang digunakan biasanya adalah bahan sejenis minyak (rubbing oil, atau rubbing lubricant) atau air dengan sedikit sabun. Amplas ini memiliki kandungan bubuk amplas pada permukaan yang lebih banyak dibandingkan dengan amplas putih, karena itu bisa melakukan proses pengikisan dengan lebih cepat dibandingkan dengan amplas putih. Amplas ini banyak digunakan untuk membuat finishing dengan lapisan film yang tebal dengan gloss yang tinggi.

Proses pengamplasan

Proses pengamplasan pada proses finishing pada prinsipnya ditujukan untuk menghaluskan permukaan film finishing, karena itu harus dilakukan dengan hati-hati dan terkontrol. Penagamplasan yang terlalu agresif bersiko merusak lapisan finishing dan mengakibatkan masalah yang merepotkan. Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan pada proses pengamplasan.

  • Sesuaikan dengan lapisan film yang diamplas

Pada saat lapisan finishing finishing masih tipis maka pengamplasan mesti dilakukan secara ringan saja (scuff sanding), namun pada saat lapisan finishing sudah tebal, maka proses pengamplasan yang lebih agresif bisa dilakukan untuk menghasilkan permukaan yang rata. 

  • Sesuaikan dengan jenis bahan finishing yang digunakan

Setiap jenis cat mempunyai sifat yang berbeda-beda dan hal ini juga mempengaruhi proses pengamplasan yang dibutuhkannya. Lapisan film dari cat yang bersita termoplastis seperti NC, vynil, shellac, acrylic, dll yang akan terlarut lagi ketika dilapisi dengan cat diatasnya, karena itu maka proses pengamplasannya lebih sederhana. Adanya sedikit goresan-goresan amplas atau permukaan yang terlewat pada proses pengamplasan tidak terlalu menjadi masalah, karena lapisan film yang ada akan terlarut lagi dan menyatu dengan lapisan cat yang diaplikasikan di atasnya.

Berbeda dengan cat termoseting seperti UV, PU, waterbase, polyester atau waterbase yang lapisan filmya tidak bisa terlarut lagi. Pengamplasan yang  baik dibutuhkan untuk menghasilkan lapisan film yang rata dan halus. Goresan-goresan yang tidak rata, permukaan yang kasar dan masalah-masalah di permukaan akan muncul lagi pada lapisan cat diatasnya. Pengamplasan yang tidak sempurna bahkan bisa mengakibatkan masalah adhesi yang merupakan masalah serius pada finishing.

  • Sesuaikan dengan kualitas finishing yang diinginkan

Tujuan dari proses pengamplasan adalah untuk membantu proses finishing untuk menghasilkan hasil finishing sesuai dengan kualitas yang diinginkan. Karena itu proses pengamplasan mesti dilakukan sesuai dengan kualitas dan penampilan finishing yang diinginkan. Buat step panel pada proses finishing sesuai dengan warna dan penampilan yang anda inginkan dan ikuti proses finishing sesuai dengan step panel yang sudah anda buat.

  • Sesuaikan dengan faktor bentuk dan permukaan

Ada beberapa jenis amplas yang dibuat sesuai dengan bentuk benda yang dikerjainya, karena itu pilihlah jenis amplas yang paling tepat sesuai dengan bentuk benda. Amplas kertas lebih cocok untuk proses pengamplasan pada benda dengan bentuk-bentuk datar. Sebaliknya amplas yang lebih lentur seperti scotch brite atau spon lebih cocok digunakan untuk pengamplasan pada bentuk-bentuk yang tidak rata dan komplek.

  • Cek dan kontrol hasil 

Proses pengamplasan merupakan rangkaian dari proses finishing. Dan untuk mencapai hasil yang diinginkan maka diperlukan kontrol yang baik pada proses pengamplasan seperti juga pada step-step finishing lainnya. Untuk menghasilkan finishing dengan kualitas yang baik, maka proses pengamplasan yang benar sangat dibutuhkan. Pastikan proses pengamplasan dilakukan dengan proses yang tepat sesuai dengan standard yang dibutuhkan sesuai dengan step yang harus diikutinya. Beberapa masalah yang berkaitan dengan lapisan film finishing seperti : gloss yang tidak rata, permukaan film yang kasar, adanya goresan-goresan pada lapisan film, orange peel atau permukaan seperti kulit jeruk dan masalah adhesi bisa disebabkan karena pengamplasan yang tidak sempurna. 




Buku yang berisi pengetahuan dan praktek-praktek praktis mengenai finishing mebel
Merupakan salah satu buku wajib bagi anda pelaku dan pemerhati finishing mebel

 more info : klik disini