Wood Filler
Wood filler
adalah bahan finishing untuk mengisi
pori-pori dan serat kayu. Wood filler ini merupakan bahan finishing yang digunakan untuk membantu
mempercepat proses finishing untuk menghasilkan finishing dengan
pori-pori tertutup. Wood filler ini banyak digunakan pada proses finishing untuk kayu atau veneer,
yang mempunyai pori-pori dan serat kayu yang besar dan dalam seperti kayu
mindi, oak, meranti, mahoni, jati dan lain-lain. Wood filler akan sangat membantu dengan mengisi serat dan pori kayu sehingga akan mengurangi konsumsi sealer atau lacquer untuk menghasilkan close pores finish.
Wood filler
dibuat dari bahan utama berupa bulking agent, resin atau campuran
resin, dan pelarut. Bulking agent adalah bahan yang mempunyai
penyusutan yang sangat kecil, yang banyak dipakai adalah sejenis ground
silica yang digiling sangat halus. Bahan ini berfungsi untuk mengisi
pori-pori dan serat kayu. Resin adalah bahan yang berfungsi sebagai binder (pengikat) supaya wood filler
tersebut dapat bersatu dan membentuk padatan yang solid. Jenis resin yang
digunakan untuk binder ini akan
menentukan sifat-sifat utama dari wood filler seperti waktu
pengeringan, thinner yang bisa digunakan, aplikasi yang bisa dilakukan,
dll. Beberapa resin yang banyak
dipakai adalah: oil, varnish, acrylic atau urethane.
Kemudian ke dalam wood filler dapat ditambahkan pigmen untuk
mendapatkan warna sesuai dengan kebutuhan.
Penggunaan woodfiller ini sangat
dianjurkan untuk mencapai finishing
close pores pada kayu-kayu dengan pori-pori dan serat kayu yang besar dan dalam.
Pemakaian woodfiller akan mengurangi
jumlah penggunaan sealer untuk
mencapai close pores finish. Meskipun
kita bisa saja melakukan aplikasi sealer
yang tebal untuk mengisi dan menutup pori dan serat kayu, namun hal ini tidak dianjurkan
karena akan menghabiskan banyak sealer
dan memerlukan waktu pengerjaan yang lama. Clear
coating (sealer dan lacquer) sebenarnya dibuat untuk membuat
lapisan film dan memberikan perlindungan pada finishing, tidak untuk mengisi pori-pori kayu. Jadi sebenarnya
pemakaian sealer atau lacquer dengan tujuan untuk menutup pori-pori kayu
adalah suatu hal yang kurang tepat.
Menurut jenisnya ada bermacam-macam jenis filler sesuai dengan bahan pembuatnya misalnya ada wood filler
acrylic, waterbase, uv, pu, dan lain-lain. Jenis woodfiller ini ditentukan oleh campuran
resin yang digunakan sebagai binder
dalam campuran. Setiap jenis dari wood
filler tersebut akan mempunyai
sifat-sifat yang berbeda-beda dan bisa jadi membutuhkan perlakukan yang berbeda
juga. Wood filler ini biasanya diaplikasikan pada permukaan kayu dan kemudian
diikuti dengan proses pengamplasan untuk
membersihkan woodfiller yang berada
di permukaan. Ada yang melakukan aplikasi wood
filler di atas sealer pada pertengahan proses finishing.
Ada juga suatu jenis filler yang
dinamakan sebagai wiping filler yang
memang di design untuk diaplikasikan di atas dengan proses pengelapan di seperti aplikasi glaze. Wiping filler ini dibersihkan dengan cara dilap dengan kain atau steelwool tanpa proses pengamplasan, sehingga tidak merusak lapisan finishing dibawahnya.
Cara aplikasi woodfiller.
Woodfiller ini merupakan bahan yang sangat kental.
Wood filler biasanya diaplikasikan dengan cara dituang ke permukaan kayu
dan kemudian diratakan dengan kapi atau scrap. Karena bahan ini kental, maka
dibutuhkan proses penekanan untuk memasukkan woodfiller
ke dalam pori-pori dan serat kayu. Kemudian tunggu sampai filler kering dan dilanjutkan dengan proses pengamplasan untuk
membersihkan wood filler yang ada di permukaan. Untuk
beberapa jenis filler, pembersihan
permukaan bisa saja dilakukan dengan proses pengelapan. Proses pengelapan ini
dilakukan setelah wood filler diaplikasikan secara merata ke
permukaan dan pada saat wood filler masih belum kering. Dibutuhkan filler dari jenis yang tidak terlalu
cepat kering untuk bisa diaplikasikan dengan cara ini. Wood
filler ini bisa saja diencerkan dan
diaplikasikan dengan cara spray, namun
hal ini akan mengurangi daya pengisian dan penutupan pori.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada apliaksi woodfiller:
- Pengeringan woodfiller.
Filler ini merupakan bahan yang kental
sehingga pada umumnya akan membutuhkan waktu pengeringan yang relatif lama.
Namun demikian wood filler ini harus benar-benar kering
sebelum dilanjutkan dengan proses finishing berikutnya. filler yang belum kering akan bisa
membawa banyak masalah seperti masalah adhesi pada lapisan finishing, warna putih dalam pori dan serat kayu, bubble atau pinhole atau masalah-masalah lainnya.
- Pembersihan filler.
Wood filler
ini harus dibersihkan dengan baik sehingga hanya tertinggal di dalam pori dan
serat kayu saja. Filler ini merupakan
bahan pengisi yang dibuat untuk mengisi pori dan serat dan tidak didesign untuk melapisi permukaan. Wood filler
yang tertinggal di permukaan akan mengganggu penampilan dan juga akan beresiko
untuk menimbulkan masalah adhesi pada lapisan finishing.
- Pemilihan jenis filler.
Wood filler
ini biasanya diaplikasikan pada proses awal dari suatu rangkaian proses finishing. Aplikasi wood
filler ini biasanya diikuti dengan serangkaian proses finishing untuk membentuk warna, membentuk gloss, lapisan film dan
proses-proses lainnya. Untuk dapat menghasilkan hasil finishing yang kuat dan aman, maka maka woodfiler yang dipakai harus bisa compatible dengan proses-proses finishing diatasnya. Pada saat kita
memilih wood filler maka pertimbangkan keseluruhan proses finishing yang akan dilakukan. Pastikan bahwa filler yang digunakan cocok dan bisa diikuti dengan proses finishing diatasnya tanpa ada
masalah.