Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Finishing room (ruang finishing) pada pabrik mebel

Untuk bisa melakukan proses finishing dengan benar, maka dibutuhkan fasilitas finishing yang memadai. Fasilitas untuk proses finishing ini kita namakan sebagai finishing room atau ruang finishing. Fasilitas utama dari finishing room adalah adanya ruangan itu sendiri atau tempat yang cukup memadai untuk melakukan proses finishing. Ruangan tersebut tentunya harus memenuhi standard ruangan gudang atau ruang produksi pada umumnya yaitu: cukup lega, terang, kuat, aman, terlindung dari panas, hujan, angin atau masalah-masalah lainnya. Sebagai tempat untuk melakukan proses finishing maka finishing room juga membutuhkan alat-alat dan fasilitas yang dibutuhkan untuk melakukan proses finishing. Berikut ini adalah kondisi yang dibutuhkan oleh finishing room berikut dengan alat-alat dan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkannya.

1. Penerangan yang memadai.
Proses finishing membutuhkan sinar yang baik untuk bisa berfungsi secara optimal. Finishing selalu berkaitan erat dengan pewarnaan, sedangkan warna dari suatu benda sangat dipengaruhi oleh sinar yang mengenainya, karena itu maka sinar yang paling baik untuk melihat warna adalah sinar yang natural (alami). Karena itu sedapat mungkin kita harus memaksimalkan sinar alami dari terangnya hari. Ruang finishing sebaiknya didesign sedemikian rupa sehingga cukup cahaya pada saat hari terang tanpa penggunaan lampu. Tata ruang dan bangunan sebaiknya dibuat sehingga sinar matahari bisa menerangi ruangan tapi tidak menyilaukan. Tentu saja kita tetap membutuhkan instalasi lampu dalam ruangan, namun sebaiknya lampu hanya dihidupkan pada saat hari gelap saja, misalnya pada malam hari, pada saat cuaca mendung atau hujan. Untuk bisa memberikan penyinaran yang ideal untuk melihat warna, maka lampu yang dipasang dalam ruang finishing harus bisa memberikan jenis sinar alami yang yang sedekat mungkin dengan sinar dihasilkan oleh sinar matahari. 

2. Sirkulasi udara yang cukup.
Setiap pelapisan bahan finishing akan membutuhkan proses pengeringan yang tidak lain adalah proses penguapan thinner dari dalam lapisan bahan finishing. Untuk memungkinkan terjadinya proses penguapan, maka udara di sekeliling lapisan finishing harus selalu segar. Udara yang sudah jenuh tidak akan bisa menerima penguapan thinner lagi dan akan menghambat proses pengeringan. Finishing room yang dipenuhi dengan udara yang jenuh dengan uap solvent juga akan mengganggu kesehatan orang-orang yang bekerja di dalamnya. Udara jenuh di dalam uang finishing harus dikeluarkan dari dalam ruangan dan diganti dengan udara yang segar dari luar. Karena itu maka ruang finishing harus didesign sedemikian rupa supaya bisa terjadi sirkulasi yang baik. Apabila diperlukan maka exhaust fan bisa dipasang dalam ruang finishing untuk memastikan sirkulasi udara bisa berjalan dengan baik.

3. Luas yang cukup.
Ruang finishing yang disediakan harus cukup luas untuk memungkinkan berjalannya proses finishing yang dibutuhkan. Perhitungan dari luas finishing didasarkan pada 3 hal yaitu: waktu proses, luas yang dibutuhkan untuk menempatkan produk dan target kecepatan produksi yang diinginkan. Berdasarkan pada ketiga hal tersebut, maka kita bisa menghitung luas ruang finishing yang dibutuhkan. Misalnya: target produksi adalah 60 produk perhari, sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk seluruh proses finishing adalah 4 jam. Maka luas ruang finishing dapat dihitung sebagai berikut: target produksi adalah 60 produk perhari, dengan perhitungan jam kerja normal adalah 6 jam perhari, maka kecepatan produksi adalah 10 produk perjam. Maka ruang finishing harus cukup luas untuk menampung produk sejumlah 10 produk perjam x 4 jam = 40 produk. Misalnya untuk tiap produk dibutuhkan luas sebesar 2m2, maka ruang minimal yang dibutuhkan adalah 40 x 2m2 = 80m2. Selanjutnya kita juga mesti menambahkan lagi ruang yang dibutuhkan untuk menempatkan alat-alat dan fasilitas finishing, dan ruang bebas yang dibutuhkan oleh orang-orang yang bekerja di dalamnya supaya dapat melakukan proses pekerjaan yang diperlukan dengan leluasa. 

4. Ruangan yang mudah dibersihkan.
Proses finishing merupakan proses yang “kotor”. Aplikasi bahan finishing  dengan cara spray akan selalu menghasilkan dust spray yang akan mengotori tempat finishing, dinding dan bahkan juga alat-alat yang ada di dalam ruang finishing. Debu dari hasil pengamplasan dan limbah-limbah lainnya seperti kain bekas atau sisa amplas merupakan limbah yang mengotori ruang finishing. Belum lagi adanya resiko material yang tumpah atau tercecer pada saat finishing yang juga akan mengotori ruangan. Semua kotoran atau yang dihasilkan oleh proses finishing itu harus selalu dibersihkan untuk menjaga supaya ruang finishing harus selalu bersih. Idealnya ruang finishing harus dibersihkan setiap hari. Untuk mendukung hal itu, maka ruang finishing harus didesign supaya dapat dibersihkan dengan mudah.   

Alat-alat dan fasilitas untuk finishing room
Selain kondisi ruangan yang memadai, ruang finishing juga harus dilengkapi dengan ala-alat dan fasilitas untuk melakukan proses finishing. Berikut ini alat-alat dan fasilitas yang dibutuhkan pada finishing room.
1. Alat-alat spray
Sampai saat ini sebagian besar proses aplikasi bahan finishing masih dilakukan dengan cara spray. Karena itu alat-alat spray menjadi alat utama dalam finishing room. Jenis dan banyaknya alat spray di dalam finishing room sangat tergantung pada proses finishing yang dikerjakan, volume pekerjaan dan juga vareasi produk yang digunakan. Satu proses finishing bisa saja harus melewati banyak proses dengan menggunakan bermacam-macam bahan. Idealnya satu alat spray (spray gun) digunakan untuk aplikasi satu jenis bahan finishing, karena itu maka dalam ruang finishing akan ada banyak spray gun. Pada aplikasi bahan finishing dengan volume pekerjaan yang besar, maka bisa saja satu jenis bahan finishing diaplikasikan dengan 2 alat spray atau lebih untuk bisa mencapai kecepatan yang dibutuhkan. Ada banyak jenis alat spray yang bisa digunakan dalam ruang finishing. Pemilihan jenis alat spray ini tergantung pada volume pekerjaan dan jenis bahan finishing yang digunakan. Mengenai jenis-jenis alat spray dan penjelasannya bisa dilihat pada artikel saya pada edisi sebelumnya.  

2. Spray booth
Aplikasi bahan finishing dengan cara spray selalu akan menghasilkan limbah berupa dust  spray (debu sisa semprotan) dan uap solvent. Sedangkan ruang finishing harus dijaga supaya tetap  bersih, karena itu dust spray maupun uap solvent ini harus dikeluarkan dari ruang finishing. Alat untuk menyedot limbah dust spray atau uap solvent dari dalam ruang finishing ini disebut spray booth. Alat utama dari spray booth adalah satu exhaust fan (kipas penyedot udara) yang berfungsi untuk menyedot udara kotor dari dalam ruangan dan mengeluarkannya dari dalam ruang finishing. Kemudian untuk menjaga supaya udara yang keluar dari ruang finishing tidak mengotori lingkungannya, maka dipasang satu filter udara di depan kipas tersebut. Filter tersebut berfungsi untuk menahan dan menyaring partikel debu dari dust spray sehingga udara keluar dari exhaust fan sudah berupa udara bersih dan tidak mengotori lingkungan sekitarnya. 
Filter udara pada spray booth merupakan hal yang sangat penting, karena juga berfungsi untuk mencegah dust spray menumpuk dan tertimbun pada kipas dari exhaust fan. Dust spray yang menumpuk dan menempel pada kipas merupakan hal yang sangat berbahaya karena beresiko tinggi memicu terjadinya kebakaran. Dust spray dari bahan finishing merupakan bahan yang mudah terbakar, apabila terjadi gesekan antara dust spray dengan logam dari kipas pada exhoust fan maka dengan mudah akan timbul percikan api yang akan merambat dengan cepat ke seluruh ruangan dan menimbulkan kebakaran yang besar dalam seluruh ruangan. 
Ada dua jenis filter yang umum digunakan dalam spray booth yaitu filter kering (spray booth kering) dan filter air (spray booth basah). Filter kering berupa satu saringan yang akan menangkap partikel padat dari dust spray dan melewatkan udara keluar ruangan. Filter yang banyak dipakai adalah bahan berupa kumpulan serabut dari bahan polyurethane. Filter ini setelah dipakai selama beberapa waktu tertentu akan menjadi penuh dengan partikel dust dan akan menjadi buntu. Pada saat filter sudah penuh, maka udara dari dalam ruangan sudah tidak bisa mengalir keluar dan spray booth tidak bisa bekerja secara maksimal. Filter yang sudah buntu ini harus dilepas dan diganti dengan filter yang baru dan sebaiknya pada saat yan gbersamaan juga dilakukan pengecekan dan pembersihan terhadap kipas dan exhoust fan di dalamnya. 
 
Spray booth basah

Filter yang kedua adalah dengan menggunakan tirai air. Air yang mengalir dapat menyaring udara yang melewatinya dan menangkap partikel padat yang terkandung di dalam udara tersebut. Air bahkan bisa menyaring lebih baik dibandingkan dengan filter padat karena air juga menangkap dan melarutkan uap solvent yang tercampur di dalam udara, sehingga udara yang keluar dari spray booth ini akan lebih bersih. Spray booth dengan filter air agak lebih ribet karena harus menggunakan air. Air ditampung dalam satu kolam, dipompa dan dialirkan melewati satu plat dengan permukaan yang rata untuk menghasilkan tirai air terjun yang rata dan kontinyu. Setelah dijalankan dalam waktu tertentu, air ini akan menjadi kotor dan penuh dengan partikel-partikel padat dari dust spray. Air yang kotor ini harus dikeluarkan dan diganti dengan air yang bersih. Selain penggantian air, spray booth ini juga perlu dibersihkan dengan cara membersihkan kolam, plat dan saluran air juga pemeriksaan dan pembersihan dari exhaust fan di dalamnya. 
3. Mesin-mesin amplas
Proses pengamplasan merupakan salah satu dari proses finishing yang tidak kalah penting dibandingkan dengan proses aplikasi bahan finishing. Untuk mempercepat proses pengamplasan, maka di dalam ruang finishing sebaiknya juga dilengkapi dengan mesin amplas sesuai dengan proses pengamplasan yang dibutuhkan. Pada umumnya mesin-mesin amplas tangan (hand sander) sudah sangat membantu untuk mempercepat dan mempermudah proses pengamplasan dalam proses finishing. Untuk produk-produk yang rumit, maka pengamplasan hanya bisa dilakukan dengan tangan. Namun untuk bentuk-bentuk yang sederhana, maka pengamplasan dapat dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan mesin amplas. Pada umumnya mesin amplas tangan (hand sander) sudah cukup untuk membantu untk melakukan proses pengamplasan dalam proses finishing.
4. Oven
Oven adalah satu ruangan yang dilengkapi dengan alat pemanas ruangan. Pada saat pemanas dihidupkan, maka suhu ruangan akan naik, dengan naiknya suhu ruangan maka secara otomatis kelembaban udara di dalam ruangan juga akan naik. Kedua hal ini secara signifikan akan dengan cepat mempercepat proses pengeringan lapisan finishing. Selain pemanas ruangan, ruang oven juga perlu dilengkapi dengan exhaust fan untuk memastikan terjadinya sirkulasi udara yang baik. Udara jenuh di dalam ruangan harus dikeluarkan dan diganti dengan udara yang segar supaya proses penguapan dapat berjalan dengan lancar.
Suhu dan kelembaban udara di ruang pengering merupakan 2 hal yang sangat menentukan kecepatan proses pengeringan lapisan finishing. Waterbased coating merupakan bahan yang sangat sensitif terhadap suhu dan kelembaban udara; air yang ada di dalam lapisan finishing akan sulit keluar pada saat udara lingkungannya lembab dan dingin. Cat-cat yang lain yang berbasiskan solvent, memang tidak terlalu sensitif seperti halnya cat waterbased, namun pada pengeringan akan tetap melambat pada saat udara dingin dan lembab. Oven tidak bisa digunakan untuk memaksa mempercepat proses pengeringan sampai melampui batas. Setiap bahan finishing memiliki waktu pengeringan minimal yang harus dipenuhi untuk bisa mencapai kekuatannya. Beberapa bahan finishing yang kering karena reaksi membutuhkan waktu reaksi yang harus dipenuhi untuk menjadi kering dan mencapai kekuatannya.  Namun oven bisa membantu mengontrol kecepatan proses pengeringan lapisan finishing semaksimal mungkin tanpa terganggu oleh kondisi lingkungan. 
5. Alat-alat transportasi 
Produk yang menjalani proses finishing akan memerlukan perpindahan tempat dari satu lokasi ke lokasi lainnya. spray booth, oven atau bahkan spray gun  biasanya dipasang pada satu tempat tertentu dan tidak bisa dipindah-pindah dengan mudah. Ketika satu produk sudah selesai dispray di depan spray booth, maka dia harus digeser dan dipindahkan ke dalam ruang pengering atau oven untuk menunggu proses pengeringan sampai lapisan finishingnya kering. Ketika lapisan finishingnya sudah kering, maka dia harus dikeluarkan lagi dari ruangan pengering untuk diamplas atau dilapisi lagi dengan bahan finishing berikutnya. Untuk mempermudah pergerakan barang , maka dalam ruang finishing mesti juga dilengkapi dengan alat transportasi yang membuat proses pergerakan barang menjadi mudah dilakukan. 

Palet 

Ada beberapa alat transportasi yang bisa digunakan dalam ruang finishing yaitu antara lain: roller, palet, rak, dll. Pemilihan alat tranportasi ini terutama ditentukan oleh proses finishing yang dilakukan, jenis produk dan volume pekerjaan. Palet, kereta atau rak merupakan alat yang sangat sederhana namun sudah sangat membantu untuk mempermudah transportasi barang dalam ruang finishing sehingga cocok untuk proses finishing pada produk-produk dengan vareasi yang besar. Roller dengan jalur yang lebih rapi bisa membuat proses menjadi lebih teratur dan sistematis, namun lebih kaku dan tidak fleksibel dibandingkan dengan palet. 
 
ruang finishing
Roller

6. Finishing line.
Finishing line adalah satu fasilitas finishing berupa satu rangkaian palet atau conveyor yang digunakan untuk melakukan proses finishing secara kontinyu dari awal sampai akhir. Pada finishing line ini produk diletakkan di atas kereta-kereta atau conveyor yang berjalan secara otomatis. Produk-produk bergerak melalui spray booth - spray booth, oven-oven dan tempat-tempat dimana setiap tahapan dari proses finishing dikerjakan dari awal sampai akhir. Tiap-tiap proses pengerjaan finishing seperti penyemprotan, pengamplasan, pengelapan, penguasan, pengeringan dan lain-lainnya semuanya dikerjakan di tempatnya masing-masing oleh operatornya masing-masing. Dalam satu rangkaian yang lengkap, maka produk yang masuk dari ujung yang satu akan keluar dari ujung yang lain dalam keadaan finish, kering dan siap dipacking. 
Jenis, ukuran dan rangkaian dari finishing line ini didesign berdasarkan pada proses finishing yang akan dikerjakannya dan kecepatan produksi yang diinginkan. Dari 2 hal tersebut, maka bisa dihitung panjang dari line yang disediakan untuk masing-masing tahapan dan fasilitas-fasilitas yang harus disediakan untuk masing-masing tempat. Faktor yang lain yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan finishing line adalah: bentuk dan vareasi barang. Finishing line yang tepat akan dapat membantu untuk mengontrol kecepatan dan akurasi dari seluruh proses finishing sehingga akan meningkatkan kecepatan proses finishing dan menjaga kualitas finishing. Namun pemilihan finishing line yang tidak sesuai dengan karakter produk dan proses malah akan menghambat proses pekerjaan. 
 
finishing line
Finishing line

7. Kompresor
Semua alat di dalam ruang finishing membutuhkan udara tekan sebagai sumber tenaga penggeraknya. Pompa, pengaduk cat, mesin amplas dan mesin-mesin lainnya mesti digerakkan dengan tenaga angin. Tenaga listrik tidak bisa digunakan dalam ruang finishing karena resiko timbulnya percikan api dari aliran listrik yang bisa mengakibatkan terjadinya kebakaran. Udara tekan juga dibutuhkan oleh spray gun  untuk proses atomisasi material. Untuk menyediakan udara tekan yang dibutuhkan untuk proses finishing, maka diperlukan kompresor sebagai sumber pembangkit udara tekan. Tekanan dari udara tekan yang dibutuhkan sebenarnya tidak telalu tinggi hanya sekitar 4 atau 5 bar saja. Tetapi untuk menjaga konsistensi pekerjaan, maka diperlukan volume udara tekan dalam jumlah yang cukup, karena itu kompresor yang disediakan dalam satu finishing room harus memiliki kapasitas yang cukup. Jumlah udara tekan yang dibutuhkan dalam satu ruang finishing dihitung berdasarkan pada jenis dan jumlah alat yang ada di dalam ruang finishing. Kebutuhan udara tekan dalam ruang finishing adalah jumlah total dari kebutuhan udara tekan dari seluruh alat yang digunakan dalam ruang finishing.
Udara yang digunakan dalam ruang finishing harus merupakan udara yang kering dan bersih dari debu dan minyak dan air. Udara yang terkontaminasi oleh air, minyak atau debu akan merusak lapisan finishing dan mengakibatkan masalah yang besar. Karena itu maka kompresor harus dilengkapi dengan filter udara (dryer) dan sistem pemipaan yang baik.  Dryer berfungsi untuk menyaring dan mengeringkan udara sehingga udara yang dialirkan ke seluruh alat adalah udara yang bersih dan kering. Untuk mendukung aliran udara tersebut maka dibutuhkan juga satu sistem pemipaan yang baik. Sebaiknya pipa dirangkai dalam satu sirkulasi yang tertutup sehingga setiap titik di dalam rangkaian tersebut mempunyai tekanan yang sama. Instalasi pemipaan dibuat sedemikian sehingga tersedia tempat untuk menampung air dari uap air yang mengembun dan disediakan suatu drain valve sebagai tempat untuk mengeluarkan air dari dalam sirkulasi pipa. Filer-filter kecil bisa dipasang pada titik-titik terminal udara untuk lebih menjamin kebersihan udara yang akan masuk ke alat. Untuk melihat sistem pemipaan dalam ruang finishing dapat diliaht di artikel saya yang lain : pemipaan dalam ruang finishing


Buku yang berisi pengetahuan dan praktek-praktek praktis mengenai finishing mebel
Merupakan salah satu buku wajib bagi anda pelaku dan pemerhati finishing mebel

 more info : klik disini